Maulida Diva Kirana (Mahasiswa Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata UGM)
Keputusan pemerintah tentang pembukaan tempat wisata tentunya menuai pro dan kontra. Seperti yang kita tahu bahwa pariwisata merupakan salah satu penyumbang terbesar devisa negara. Memang sektor pariwisata sedang layu di masa pandemi ini, bukan hanya pariwisata namun sektor lain juga terkena dampaknya seperti sektor ekonomi, pangan, sosial dan masih banyak lagi. Tingkat pengangguran yang semakin meningkat, mau tak mau pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah izin pembukaan tempat wisata dengan alasan menumbuhkan kembali sektor pariwisata dan mengembalikan keadaan ekonomi Indonesia.
Stakeholder pariwisata di Indonesia perlu memperhatikan beberapa syarat dari Kementrian Kesehatan. Seperti pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/282/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Serta memperhatikan kapasitas pengunjung maksimal 50% dari kapasitas normal dan juga harus berada di zona hijau atau kuning.
Meski demikian, hal ini perlu dipertimbangkan lagi karena pembukaan tempat wisata di saat pandemi belum terlalu krusial. Kekhawatiran terkait memburuknya dampak pandemi covid-19 juga perlu diperhatikan. Sebab, akhir-akhir ini banyak wilayah yang kembali menjadi zona merah. Berdasarkan data statistik covid-19 di Indonesia, diagram garis covid-19 di Indonesia terus meningkat. Dengan total kasus 582 ribu yang terinfeksi dan 479 ribu orang yang berhasil sembuh serta 17.867 yang meninggal pada awal Desember 2020. Dengan dibukanya kembali tempat wisata, sangat memungkinkan terjadinya penambahan kasus covid-19 di Indonesia.
Selain itu menjelang libur akhir tahun, pemerintah harus lebih sigap dalam mengambil tindakan supaya kasus Covid-19 di Indonesia tidak meledak. Ditambah lagi kelalaian masyarakat terkait protokol kesehatan masih menjadi PR tersendiri.
Seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, Jawa Tengah pun kembali menjadi zona merah. Di sisi lain, di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pembukaan beberapa destinasi telah dilakukan salah satunya adalah Agro Wisata Jollong pada akhir bulan Juni 2020 lalu. Terjadi penurunan pengunjung sekitar 30%-50% yang awalnya sekitar 3.000-5.000 pengunjung setiap minggunya. Namun, pada awal Desember tingkat kasus Covid-19 di Pati mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Yaitu, 133 orang meninggal, 755 orang sembuh dan sisanya masih melakukan isolasi mandiri. Serta tingkat kematian di Indonesia akibat covid-19 berada diatas rata-rata global dengan menduduki peringkat ke 24 negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia dengan presentasi 4,76 persen. Dan peringkat 20 untuk negara dengan infeksi terbanyak.
Pada kondisi yang seperti ini apakah masih diperlukan pembukaan destinasi wisata? Sehubungan dengan libur akhir tahun yang kian mendekat, pembukaan tempat wisata tentunya membawa resiko tinggi. Alasan kenapa pembukaan tempat wisata ini membawa resiko tinggi, karena mendatangkan banyak orang pada satu tempat sehingga besar kemungkinan untuk menularkan virus tersebut. Pemerintah pusat dan daerah harus mengkaji kembali terkait izin pembukaan tempat wisata di saat pandemi belum berakhir.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan jika memang untuk mengembalikan keadaan perekonomian negara. Seperti yang dikatan Kemenpora RI pada Kamis (22/10/2020) di Jakarta saat Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Nasional Tahun 2020, dengan menerapkan dua dari lima program prioritas Kemenpora. Yaitu, pengembangan kewirausahaan pemuda. Jika memang pembukaan tempat wisata harus dilakukan,sanggupkah para pelaku pariwisata untuk terus mengawasi penggunaan protokol kesehatan sehingga tidak menimbulkan pandemi semakin parah, atau kesanggupan ini hanya omong kosong belaka demi pundi-pundi rupiah.
Sumber :
https://www.bps.go.id/publication/2020/09/16/be7568ad496829f35cea4b27/laporan-perekonomian-indonesia-2020.html
https://covid19.patikab.go.id/v3/ smartcity.patikab.go.id › berita_onlineBuka Perdana dengan Protokol Kesehatan, Agro Jollong Masih …
Penulis : Maulida Diva Kirana (Mahasiswa Program Studi Bisnis Perjalanan Wisata UGM)
Editor : Erik
The post Krusialitas Pariwisata di Masa Pandemi appeared first on Seputar Muria.