Pemuda Asal Margorejo Manfaatkan Tren Ikan Cupang sebagai Peluang Usaha

pada Kamis, 26 November 2020
  • Berita Online

WARTAPHOTO.NET. MERGOREJO – Tren hobi memelihara ikan cupang (Betta sp.) mengalami peningkatan cukup signifikan, di masa Pandemi ini. Sehingga, hal ini menjadikan bisnis budi daya (breeding) ikan tersebut juga ikut melejit.

Pembudidaya ikan Cupang, Septiyan Buyung (26) mengatakan, potensi pendapatan di bisnis ini sangat menjanjikan. Sebab, harga ikan cupang naik dan membawa keuntungan menggiurkan untuk pelaku budi daya.

“Budi daya cupang tahun ini, untuk sekadar beli mobil bisa lah,” ujar dia saat ditemui Wartaphoto Jumat (20/11/2020) lalu.

Septiyan yang merupakan pemilik rumah budi daya ikan cupang Hola Betta yang berada di Perumahan Rendole, Muktiharjo, Kecamatan Margorejo ini menceritakan, jika dirinya baru menekuni bisnis tersebut sekira satu tahun.

“Awalnya dari hobi memotret, kemudian diajari ngebreed (budi daya), sampai sekarang lumayan lah (jadi sumber penghasilan),” jelas dia.

Septiyan menilai, hampir semua kalangan suka dan tertarik untuk memelihara ikan cupang. Menurutnya yang menarik adalah dari segi warna dan ekornya yang bervariasi.

Untuk jenis ikan cupang yang harganya tengah sangat melejit adalah avatar dan blue rim. Harganya bisa ratusan ribu sampai jutaan rupiah.

“Banyak warna tergantung jenisnya, ekornya juga. Kalau untuk difoto saya suka halfmoon. Kalau secara umum memang harga naik signifikan dibanding tahun lalu. Awalnya cuma Rp 30-50 ribu dianggap mahal, sekarang Rp 500 ribu murah,” kata dia.

Ia mengaku penjualannya cukup ramai, baik secara daring maupun luring. “Saya juga jual nggak mahal-mahal, paling tinggi di kisaran Rp 500 ribu per ekor,” sebut dia.

Septiyan juga menjual ikan cupang “cendolan” atau “rijekan” (istilah untuk cupang berharga murah) dengan harga Rp 2 ribu hingga Rp 3 ribu per ekor.

“Ikan cendolan biasanya saya jual partai. Minimal satu kolam 200-300 ekor harus ambil semua. Saya jual Rp 2 ribu. Tapi itu istilahnya cendolan,” jelas Septiyan.

Septiyan menilai budi daya cupang relatif mudah. Namun demikian, perlu perhatian lebih untuk memastikan kesediaan pakan di usia kritis ikan cupang, yakni sejak baru menetas hingga dua pekan.

Untuk ikan cupang mulai umur tiga hari sampai dua pekan, kata dia, pakan yang diberikan ialah kutu air.

Septiyan menyarankan, bagi penekun ternak cupang pemula, agar membeli indukan yang bagus dan mahal, bukan yang cendolan.

“Sebab perawatannya sama, makanan sama, tapi harga jual beda. Kalau beli yang murah, rugi di waktu, rugi di tenaga,” jelas dia.

Sementara itu, Nurul Arif (26) dan Nurul Khasan (18) juga turut merasakan berkah dari melejitnya tren ikan cupang. Mereka afalah pemilik “Bakul Kutir Pati Fish Farm” yang berada di Desa Banyuurip, Kecamatan Margorejo.

Kakak beradik ini berbagi peran dalam menjalankan bisnis. Khasan yang membudi daya, sedangkan Arif mengurus penjualannya.

Sejatinya, mereka mulai menekuni ternak cupang sejak awal 2019 lalu. Dari yamg awalnya sekedar hobi dan ikut tren, tapi karena penghasilannya besar, maka mereka mengembangkannya dengan maksimal.

Kakak beradik ini telah memiliki sekira 20 kolam budi daya ikan cupang di lahan sekeliling rumah mereka. Dalam jangka waktu 3,5 sampai 4 bulan, masing-masing kolam bisa menghasilkan antara 250 hingga 500 ekor ikan cupang.

“Untuk modal awalnya tidak terlalu banyak. Hanya Rp 500 ribu untuk membeli sepasang induk. Tiga bulan kemudian saya sudah memetik hasil dari penjualan ratusan ekor ikan cupang yang dihasilkan dari sepasang induk tadi. Jadi sekitar 400 ekor, sudah untung banyak,” sebut dia.

Khasan mengatakan, kini dirinya berternak aneka jenis cupang, di antaranya blue rim, fccp (fancy cooper plakat), yellow koi, nemo classic, koi galaxy, dan hellboy.  Diakuinya, blue rim adalah jenis yang paling laris. Ia menjual dengan harga antara Rp 100 ribu sampai Rp 700 ribu per ekor.

Sementara itu, Nurul Arif yang membantu menjual ikan cupang budidaya sang adik, ia memasarkannya via Facebook.

“Saya buat grup dan bikin akun bisnis, akhirnya banyak permintaan. Akhirnya saya makin support, biar ternak makin banyak. Selama ini muter terus. Kalau ikan adik mulai panen saya yang jual,” jelas dia.

Arif juga terbiasa menjual dengan sistem “tebas kering” atau borongan. Pembeli, biasanya reseller, membeli ikan cupang dengan hitungan per kolam penuh.

Sementara untuk harga tebas kering juga bergantung jenis. Yakni, jenis standar seperti nemo classic dan nemo galaxy, di bawah Rp 10 juta per kolam. Sedangkan untuk jenis giant multicolor, giant marsupilami, bisa mencapai puluhan juta.

Reporter : Putra Editor : Revan Zaen