Seputarmuria.com, PATI – Jawa Tengah – Dua tim sains project SMA PGRI 2 Kayen berhasil raih medali emas dan perunggu dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF) 2020. Penghargaan itu diraih atas hasil penelitian sabun antiseptik dan aplikasi pemantauan penyakit tuberculosis (TB).
Kepala SMA PGRI 2 Kayen Surata mengatakan, penghargaan tersebut diraih untuk penelitian kulit kapuk dan ekstrak bawang dengan tema The Utilization Of Ash Extract Of Randu Fruit Skin And Garlic As Bioanticeptic Soap Environmentally Friendly meraih penghargaan medali emas. Sedangkan project pengembangan prototype aplikasi dengan tema Mock Up Integrated Tb Care Assistance As A Tuberculosis Solution In Indonesia meraih penghargaan medali perunggu.
Adapun siswa yang meraih medali emas ialah Diah Kusuma Wardani, Kamila Rafiq serta Bagas. Sedangkan peraih medali perunggu ialah Alif Ilham Firdaus, Dida De Muhammad serta Danu Andrian Firdaus.
”Ini prestasi yang membanggakan. Setelah anak-anak mempersiapkan penelitian ini selama berbulan-bulan, Alhamdulillah mendapat apresiasi berupa raihan medali pada ajang internasional tersebut,” jelas Surata saat ditemui Seputarmuria.com, Rabu (18/11/2020).
Surata mengungkapkan, ajang internasional ini diikuti peserta dari 30 negara. Total ada 400 project sains. Pengumuman juara dilakukan pada Minggu (15/11) lalu. Untuk diketahui, ISIF adalah kompetisi ilmiah untuk mengetahui sejauh mana wawasan, pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan ilmunya terhadap mata pelaharan IPA. Bidang yang dikompetisikan meliputi matematika, Fisika Energi Tehnik, Biologi, Lingkungan, Tehnologi, Ilmu Sosial. Kegiatan ini digelar secara virtual di Yogyakarta mulai 6 November lalu.
Sementara, Guru Pembimbing untuk projeck aplikasi TB, Betty Shinta Indriani mengatakan bahwa pada tahun 2019 aplikasi tersebut sudah mulai dibuat.
“Tahun ini diikutkan ke ajang internasional. Mencari informasi terlebih dahulu dari berbagai sumber dan anak – anak pun sudah observasi ke puskesmas Sukolilo dan Kayen juga. Dari situlah mendapatkan ide untuk membantu penanganan TB”, jelasnya.
Tak hanya itu, pembuatan aplikasi ini juga dilatar belakangi karena Indonesia masih peringkat dua dan menjadi masalah prioritas oleh Kemenkes RI.
“Cara kerja aplikasi ini, secara umum digunakan oleh 3 kriteria pengguna yaitu faskes, kader kesehatan dan satu lagi pasien. Jadi ketiga kriteria ini terintegrasi secara sistem”, imbuhnya.
Dari pertama aplikasi ini dibuat, lanjut dia untuk memudahkan pengecekan mandiri, pelacakan pasien yang tidak mau berobat, pasien terlacak otomatis dan terintegrasi lewat google maps. Serta yang terakhir ialah pelaporan kepada pemerintah.
“Aplikasi ini memang belum dapat digunakan karena masih bentuk desain atau prototype. Next kita proyeksikan untuk dijadikan aplikasi yang bisa di download. Targetnya tahun depan. Dan mudah – mudahan secepatnya bisa bermanfaat”, pungkasnya.
Menambahkan, Alif Ilham menjelaskan bahwa dalam apilkasi tersebut, terdapat menu deteksi TH dini, yang di dalamnya berisi kuesioner, hasil presentase beserta sarannya.
“Kemudian ada menu jadwal minum obat yang pasien bisa memasukkan jadwalnya, menu input laporan, formulirnya, menu pasien, pengawasan dan pengontrolan bisa melalui android, menu kader peduli TB dalam satu desa ada dua, untuk melakukan suspek TB”, paparnya.
Lalu, ada menu cari suspek baru, ada google maps. Dan kader peduli TB bisa tracking dengan mudah. Serta ada juga menu daftar pasien. (Er)
The post Project Aplikasi TB SMA PGRI 2 Kayen Sabet Medali Perunggu appeared first on Seputar Muria.