Benny Rhamdani: Jika di Jateng Ada Sindikat Pemberangkatan PMI Ilegal, Saya Pimpin Langsung Penggerebekan

pada Sabtu, 14 November 2020
  • Berita Online

WARTAPHOTO.net. NASIONAL- Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengunjungi seratusan calon pekerja migran Indonesia dengan tujuan Korea di Dermaga Pulau Seprapat, Desa Bajomulyo, Kecamatan Juwana, Pati, Sabtu (14/11/2020).

Kedatangannya ditengah-tengah para pahlawan devisa tersebut merupakan satu dari rangkaian kegiatan BP2MI dalam memperingati Hari Pekerja Migran Internasional 2020 yang puncaknya akan diadakan pada Desember bulan depan.

Kedatangannya langsung disambut peserta dengan yel-yel dan tepuk tangan meriah. Hal tersebut dibalasnya dengan berdiri dibawah terik matahari ketika mendapat kesempatan berpidato di depan peserta. Meskipun panitia telah menyediakan panggung beratap. Nampak raut bangganya, mengabaikan sengatan matahari.

“Bagi saya ini membanggakan. Hari ini saya bisa bertemu dengan kurang lebih 100 calon PMI di sektor perikanan. Di sini mereka dilatih dan dididik. Ini sangat penting bagi mereka, bagaimana mereka menguasai keterampilan di sektor pekerjaan yang mereka pilih,” ucap dia.

Benny menambahkan, para calon PMI ini juga mesti mengikuti pelatihan kebahasaan, agar mereka menguasai bahasa di negara tempat mereka akan bekerja. Selain itu, pemahaman akan Undang-Undang Undang Ketenagakerjaan di negara tempat mereka bekerja juga wajib dipahami, berikut adat dan kultur masyarakat setempat.

Pada kesempatan ini pula, Benny meninjau langsung pelaksanaan pelatihan penangkapan ikan (fishing) oleh calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) program G2G Korea Selatan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kemaritiman dan Nelayan Pati (LKNP).

Pemberangkatan PMI secara resmi, menurut Benny, sangatlah penting. Mengingat, PMI adalah pembawa dignity (martabat) bangsa.

Melalui penempatan kerja secara resmi, jauh hari sebelum berangkat para PMI difasilitasi pendidikan dan pelatihan oleh negara. Hal ini akan memberi mereka kesiapan fisik dan mental serta keahlian yang akan menjadi modal mereka untuk bekerja di negara tujuan.

“Dengan proses demikian, yang kita lahirkan yaitu pekerja terampil dan profesional. Maka, simbol dignity dan harga diri ada di mereka,” jelas dia.

Benny juga memberikan trik agar PMI dihargai di negara asing. “Adik-adik sekalian, Anda akan kami beri oleh-oleh surat sakti berlogo garuda atas nama Pemerintah Republik Indonesia yang menitipkan salah satu warganya yang baik untuk dipenuhi haknya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Berikan ini kepada Bos kalian disana, dapat salam dari Pemerintah Indonesia,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Benny, dibagian belakang akan diberikan informasi sepuluh destinasi wisata unggulan Indonesia. “Jadi, Anda semua sekarang punya gelar ganda. Selain pahlawan devisa juga duta pariwisata Indonesia,” ungkapnya disambut tepuk tangan para hadirin.

Benny juga menegaskan komitmennya untuk memberantas sindikat pemberangkatan PMI secara ilegal. Hingga kini, pihaknya telah melakukan sembilan kali penggerebekan sindikat pemberangkatan PMI ilegal.

“Sebanyak 514 anak bangsa yang hampir jadi korban sindikat telah kita selamatkan. Mereka hampir berangkat ke negara penempatan,” ucap dia.

Benny mengaskan, komitmen pemberantasan sindikat pemberangkatan PMI berlaku serentak di seluruh tanah air.

“Kalau belum terdengar di Jawa Tengah, kami mohon bantuan. Kalau ada informasi mengenai sindikat ini, saya akan pimpin langsung penggerebekan,” tegas dia.

Pada kunjungannya ke Pati kali ini, Benny juga menyempatkan diri menjenguk Sugiyem di kediamannya di Sukolilo. Sugiyem merupakan PMI asal Pati yang menjadi korban kekerasan oleh majikannya di Singapura.

“Selain melihat kondisi beliau, atas nama negara dan pemerintah saya menyampaikan permohonan maaf dan ampun pada Bu Sugiyem, jika dalam pandangannya selama ini negara tidak hadir membela dan menjaga beliau sehingga beliau harus mengalami kekerasan,” ungkap dia.

Ia mengatakan, pihaknya sudah meminta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura untuk menggunakan kekuatan diplomatiknya terkait penanganan kasus yang dialami Sugiyem.

Reporter: Revan Zaen

Editor: A. Muhammad