Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci

pada Sabtu, 07 November 2020
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Bagi yang belum tahu, minyak jelantah adalah minyak goreng bekas pakai yang digunakan hingga berkali-kali pemakaian hingga dapat mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang apabila digunakan dapat memicu terjadinya kanker. Minyak jelantah, apabila dikonsumsi berakibat buruk untuk kesehatan dan apabila dibuang sembarangan akan mencemari lingkungan dan berpotensi menjadi limbah B3 (berbahaya dan beracun).

Kebanyakan dari ibu rumah tangga, akan membuang minyak jelantah yang sudah tidak terpakai ke tanah atau saluran pembuangan. Namun, sebagian besar masyarakat belum memahami apabila minyak jelantah dibuang ke tanah akan mengakibatkan tanaman disekitarnya mati.

Dengan demikian, bisa disebut apabila membuang minyak jelantah sembarangan dapat memicu kerusakan terhadap lingkungan dan menimbulkan banyak dampak negatif lainnya.

Agar limbah tidak dibuang sembarangan ke lingkungan, maka diperlukan proses untuk mengelola, mengolah, dan mengendalikan limbah. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak-dampak yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Maka dari itu kita dapat mengolah limbah minyak jelantah menjadi hal positif dan memiliki nilai ekonomis. Salah satu cara pengolahan limbah minyak jelantah adalah dengan diolah menjadi sabun cuci.

Menanggapi kondisi yang demikian, salah satu anggota kelompok 16 KKN UIN Walisongo Semarang, Dyah Puspaningrum memberikan sosialisasi tentang pengolahan limbah minyak jelantah di tempat tinggalnya sendiri yang berlokasi di Desa Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu, Sabtu (7/11/2020). Ia menjelaskan bahwa untuk mengolahnya menjadi sabun, bahan-bahan yang dibutuhkan ada arang, air, dan NaOH (soda api).

“Kesulitan dalam mengolah limbah minyak jelantah ini ada di komposisi bahan-bahannya, karena apabila komposisi tidak seimbang proses pembuatan sabun menjadi kurang sempurna”, ujar Dyah.

Pada proses pembuatan sabun padat, lanjut Dyah, minyak jelantah harus direndam semalaman dengan arang panas. Proses ini dinamakan proses penjernihan agar minyak jelantah yang sebelumnya berwarna coklat gelap menjadi sedikit jernih.

“Kemudian minyak jelantah yang sudah jernih diproses dengan NaOH. Mengapa bisa menjadi sabun? Karena minyak adalah lemak yang bila direaksikan dengan larutan basa kuat (NaOH, red) akan menjadi sabun”, tandasnya.

Setelah menjadi sabun siap pakai, ia pun membagikannya kepada warga di sekitarnya. Hal ini juga upaya memberikan edukasi bahwa limbah minyak jelantah ternyata memiliki manfaat. (Er)

The post Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Ubah Limbah Minyak Jelantah Jadi Sabun Cuci appeared first on Seputar Muria.