Menilik Budidaya Udang Vannamei di Desa Tluwuk
WEDARIJAKSA, PATINEWS.COM
Wilayah pesisir mempunyai potensi yang sangat besar dan menguntungkan apabila benar-benar dimanfaatkan, salah satunya budidaya benur. Udang vaname/vannamei merupakan salah satu jenis udang introduksi yang memiliki banyak keunggulan, pertumbuhan jenis budidaya ini juga relatif cepat.
Banyak orang menganggap bahwa budidaya udang vannamei hanya bisa dilakukan dengan cara intensif, padahal kenyataanya udang putih ini bisa dibudidayakan secara tradisional.
Mahasiswa KKN mencoba mendatangi salah satu petani tambak. Bapak Suparto satu dari sekian petani tambak di desa Tluwuk kecamatan Wedarijaksa kabupaten Pati yang membudidayakan benur vannamei dengan cara tradisional dengan luas tambak sekitar 2000 meter persegi.
Proses melepas kembali bibit yang baru datang ke dalam kolam yang airnya sendiri telah dilakukan proses oksidasi sehingga airnya banyak mengandung oksigen yang sangat baik untuk pemulihan kondisi bibit benur.
“Untuk menghasilkan bibit benur yang maksimal kadar air normal 25, karena jika kadar air 30 ke atas tidak kuat dan otomatis benur akan mati,” ujarnya.
Ketinggian air pun dikatan sekitar 50 cm. Untuk makanan, bapak Parto biasa memberikan pakan tiga kali dalam sehari, selain itu untuk menjaga benur tetap terjaga beliau memberinya airasi disetiap bak. Alasan yang melatarbelakangi bapak Parto untuk budidaya bibit benur ini adalah panen yang cepat, “Ya kira-kira sekitar seminggu an dari pengambilan bibitnya mbak,” tuturnya.
Beliau juga mengatakan bahwa untuk bibit sendiri ia mengambil dari Tuban dan Sluke.
“Harga bibit benur sendiri dirasakan mengalami kenaikan Harga bibit 17.000 per 1.000 biji mbak, padahal kemarin masih 15.000. diperkirakan minggu depan harga akan melonjak menjadi 20.000,” sambungnya.
(Siti Asrokhah Rokhana)
Baca artikel lengkap Menilik Budidaya Udang Vannamei di Desa Tluwuk