TLOGOWUNGU, PATINEWS.COM
Pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia bahkan di dunia, tidak hanya telah banyak menelan korban jiwa, namun juga memukul keras perekonomian masyarakatnya. Salah satu pelaku usaha mikro yang mendapat pukulan keras akibat pandemi Covid-19 di Indonesia, utamanya di Desa Guwo, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati adalah produsen tempe.
Tempe merupakan salah satu sumber protein nabati yang sangat mudah ditemui. Tempe juga dapat diolah menjadi berbagai macam makanan, mulai dari lauk pauk hingga camilan, yang tentunya memiliki cita rasa yang khas dan enak.
Senin kemarin (19/10), Mahasiswi KKN Reguler Dari Rumah (RDR) UIN Walisongo Semarang, melakukan kunjungan ke satu-satunya produsen tempe yang ada di Desa Guwo, yaitu Rumah Produksi Tempe Milik Pak Dali.
Dalam kunjungan tersebut, Mahasiswi KKN RDR mengikuti langsung setiap proses pembuatan tempe, mulai dari pencucian kedelainya, perebusan, penggilingan sampai pengemasannya. Mahasiswi KKN mengakui bahwa ia mendapat ilmu baru yang belum pernah ia pelajari sebelumnya
“Alhamdulillah sih ada kesempatan kesini, dapat ilmu baru,dan bisa langsung praktik juga. Dari sini, selain belajar cara membuat tempe, saya juga jadi dapat kesadaran baru, kalau kita harus lebih menghargai suatu makanan, karena tanpa kita sadari suatu makanan itu diproses dengan sepenuh hati oleh produsennya,” tuturnya.
Saat melakukan percakapan dengan Mahasiswi KKN, Pak Dali selaku produsen tempe mengaku banyak mengalami kerugian di masa pandemi ini.
“Wah, banyak banget mbak ruginya. Yang awalnya sebelum pandemi bisa produksi 35 kg kedelai setiap harinya, sekarang cuma bisa produksi 20 kg kedelai, itupun kadang tidak habis,” tuturnya.
“Bikinnya sih lumayan gampang ya, prosesnya juga itu-itu aja, meskipun memang membutuhkan waktu yang lumayan lama, tapi distribusinya itu yang seret pas pandemi gini, bakulnya banyak yang ndak jualan, pasar-pasar juga sempet di tutup juga kan,” lanjutnya.
Pak Dali berharap, ujian pandemi ini segera berlalu dan usahanya kembali berjalan seperti dahulu.
“Namanya juga ujian dari yang di atas, semua orang pasti merasakan dampaknya. Ya semoga saja pandemi ini segera berlalu dan semuanya berjalan lancar seperti sebelumnya,” tutur Pak Dali di akhir percakapan.
(Pn/ Rahmatun Nisa)
Baca artikel lengkap Mahasiswa UIN Walisongo Kunjungi Rumah Produksi Tempe di Desa Guwo, Produsen Akui Merugi Selama Pandemi