WARTAPHOTO.NET. PATI – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler dari Rumah (RdR), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang gelar Webinar dan Terapi Kesehatan Psikologi, Minggu (18/10/2020). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kelompok 17 melalui kanal Zoom Meeting.
Webinar bertajuk Terapi Kecemasan Masyarakat di Era Pandemi Covid-19 Menurut Perspektif Islam ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang dialami masyarakat umum selama proses work from home (WFH).
“Berbagai macam gejala yang timbul akibat kecemasan selama pandemi, serta bagimana cara mengatasi gangguan kecemasan tersebut telah diulas dalam webinar ini. Mengingat bahwa kecemasan yang berkepanjangan dan berlebihan dapat menimbulkan gejala seperti gangguan kecemasan umum, depresi, stres, kemarahan, dan sulit tidur,” terang Dwi Ari, Koordinator kelompok.
Webinar ini menghadirkan Royyanulloh, salah satu dosen Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuludin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo, dengan cakupan peserta bersifat umum.
“Manusia memiliki enam basic emosi yaitu happiness (bahagia), sadness (bersedih), fear (takut), disgust (jijik), anger (marah), dan surprise (heran). Jadi enam hal ini menjadi faktor utama reaksi psikologis di masa pandemi,” tutur pria yang akrab disapa Royyan tersebut.
Royyan menyebut, Pandemi memberikan berbagai pengalaman yang buruk. Misalnya kehilangan pekerjaan, bahkan kehilangan keluarga.
“Akibat dari adanya perubahan secara mendadak di tengah pandemi menimbulkan emotional distress seperti fearness yang berlebihan,” ujar dia.
Reaksi psikologis di masa pandemi yang detail dibahas dalam webinar ini adalah Anxiety disorder.
“Anxiety Disorder adalah kasus yang sangat tinggi, ada kasus ini dua juta per tahun di Indonesia. Ini adalah bentuk gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau perasaan takut yang cukup kuat dan mengganggu aktivitas sehari-hari,” kata Royyan.
Ia menekankan, cara mengatasi Anxiety Disorder (gangguan kecemasan) ada lima treatment (Pengobatan). Di antaranya positive thinking (berfikir positif), physical avtivity (aktivitas fisik), psychotherapy (Psikoterapi), meditation (meditasi), dan communication (komunikasi).
“Positive thinking jika dikaitkan dengan religi tentu perasaan percaya terhadap Allah dan senantiasa semua hal yang terjadi pasti ada hikmahnya. Kedua ada aktivitas sehari-hari yang bisa membuat tubuh rileks tapi tidak berlebihan yang menimbulkan rasa lelah, ketiga yaitu komunikasi menjadi cara yang sangat penting, maka dalam Islam membangun ukhuwah sangat dianjurkan karena social support dapat meningkatkan perasaan tenang,” papar dia.
Ketika ketiga cara tersebut tidak mampu mengatasi permasalahan, lanjut Royyan, maka harus datang ke psychotherapy atau menjalani meditation dengan ahlinya.
“Terkadang mendengarkan adzan atau berzikir adalah meditasi yang bisa kita terapkan untuk diri kita,” pungkas dia.
Di akhir sesi, Royan juga menyampaikan bahwa kepanikan merupakan separuh penyakit, dan kesabaran merupakan separuh dari obat.
Penulis: Dwi Ari A Editor : Revan Zaen