Penulis : Imam Muhlis Ali
Saya dan mungkin anda yang berusia diatas 30 an pasti ‘kangen’ dengan suasana mengaji dan ‘sembahyang’ (shalat) di langgar (musholla) kampung masa dulu. Banyak kenangan indah dan kadang-kadang ada kelucuan yang ‘terekam’ dalam memori pikiran. Mulai dari saat adzan ada salah satu anak yang tidak pas waktunya sampai ada anak yang ketiduran ba’da isya’ hingga tengah malam karena ditinggal sendirian oleh temannya. Dahulu sekitar tahun 1980 sampai 1990 an saya dan teman-teman pernah menjadi remaja langgar ( musholla ) bernama Al-Istiqomah Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Kata orang tua dulu ‘langgar’ atau musholla itu cukup tua dibangun. Masyarakat menganggap musholla itu legendaris alias banyak dikenal karena letaknya yang berada di jalan ronggokusumo yang menghubungkan Pertigaan Ngemplak Kidul – Pasar Bulumanis.
Setiap hari sering melakukan kegiatan keagamaan. Saking seringnya seakan ‘langgar’ atau musholla telah menjadi ‘rumah ‘kedua’ kami. Shalat atau kita menyebutnya ‘sembahyang’ selalu berjama’ah. Tua, muda dan anak-anak ‘tumplek blek’ (berkumpul) di dalam ‘langgar’ yang saat itu masih sangat sederhana.
Tempat ibadah kami dulu keadaannya sangat sederhana. Dengan atap yang kadang bocor, tembok yang ‘mbrenjal-mbrenjol’ (tak rata semennya), banyak cat yang terkelupas dan kondisi ‘tegel’ (mester/keramik jadul) yang terlihat kusam membuat kami harus menerima. Ditambah speaker jadul dengan ‘cagak’ / tiang bambu yang kalau terkena angin besar ‘montang-monteng’ kayak mau ambruk. Tak berbeda juga dengan keadaan kran air tradisional yakni ‘padasan’ yang ‘mancur’nya kecil namun jauh hingga sempat membasahi sarung batik sunat kami. “Kentongan’ atau alat bunyi pukul yang lapuk kayunya ternyata menjadi semangat kami untuk segera ke ‘langgar’. Mengapa? karena kami kecil dulu berebutan untuk ‘nutuk’ atau memukul ‘kentongan’ penanda waktu adzan.
Namun meski dalam suasana sangat sederhana, tidak mampu menyurutkan langkah kami kecil dulu untuk selalu “stand by’ kerasan berlama-lama di ‘langgar’. Ehmm…rasa-rasanya bagi kami ‘langgar adalah ‘spesial’ tempat favorit yang menyenangkan bagi khususnya anak-anak. Dahulu pengalaman kami antara tahun 1980 sampai 1990 ‘langgar’ masih menjadi magnet kuat bagi anak, muda sampai tua. Banyak mengaji pada Kyai kampung (langgar), banyak ‘nderes’ Alqur’an, berjanjenan (shalawatan), banyak ‘banca’an nasi daun pisang, banyak senangnya, banyak kegiatannya, asyik berlama-lama di musholla, dan banyak tawadlu”nya pada Kyai dan orang tua.Tapi diera kini nggak tahulah, ‘langgar’ kayaknya belum ‘kembali’ menjadi favorit. Sangat berbeda dengan masa sekarang tahun 2000 an. Denger-denger sih kata temen di beberapa daerah Indonesia, anak-anak dan pemuda banyak yang ‘kurang’ tertarik dengan tempat ibadah seperti musholla atau sejenisnya.
Ehmm…intinya saya hanya bercerita fakta masa dulu tahun 1980-1990. ehameski bdan tadarusan sampai hampir pukul 11 menjadi rutinitas yang tak membosankan. Tanpa bermaksud menunjukkan ‘kelebihan’ generasi masa saya dulu, disini kita hanya memberikan pengalaman cerita waktu dulu Mungkin siapa tahu, dengan cerita ini minimal bisa diambil kebaikan dan kearifan lokalnya oleh generasi sekarang dan masa depan.
Tentu saja generasi dulu bila dibandingkan masa sekarang jauh berbeda. Baik keadaan sampai teknologinya. Generasi dulu sarana prasarana sangat sederhana dan pola pikirnya juga sederhana, kalau sekarang mah keadaannya serba modern dan mungkin pola pikirnya maju. Tanpa bermaksud menggurui yang terpenting bagaimana di era sekarang kita mengambil kebaikan, kearifan lokal daerah yang ada seperti gotong royong, kekeluargaan, saling membantu, bekerja sama, kesederhanaan, merawat alam, hormat pada orang yang lebih tua sampai memelihara tradisi yang masih relevan untuk dijadikan penguatan karakter asli bangsa kita, Indonesia untuk kemajuan bersama.
“Matur suwun’ untuk semuanya dan salam untuk teman-teman.
(06-10-2020)
Keterangan Foto: Acara keagamaan di Musholla Annur RT 6/4 Desa Ngemplak Kidul. Musholla Annur ditempat berbeda dulunya adalah Musholla Al-Istiqomah.
Baca artikel lengkap Meski Sederhana, Langgar Kampung Dulu Menjadi Tempat Favorit Anak-Anak