Seputarmuria.com, PATI – Viral melejitnya harga tanaman hias janda bolong alias monstera adansoni juga dirasakan oleh para penjual dan pembudidaya di Kabupaten Pati.
Begitu pula yang dirasakan oleh Andi Lestari Budiharso, pemilik rumah pembibitan Yutaka Farm yang berlokasi di Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil.
“Di sini harganya naik juga. Namun, harga tidak bisa disetarakan dengan di kota besar, sebab pasar saya memang di desa. Apabila dibandingkan teman-teman di kota, mereka dapat untungnya lebih banyak. Sebab segmen pasar juga beda,” ungkapnya saat ditemui kemarin.
Menurutnya, tren melonjaknya harga tanaman janda bolong mulai ia rasakan sejak sekira dua bulan terakhir.
“Dua bulan lalu harga empat daun saya jual Rp 15 ribu sudah bagus. Saat ini, empat daun mencapai kisaran Rp 45 ribu. Bahkan kalau di kota, janda bolong yang jenis variegata, ada putihnya, bahkan sampai puluhan juta harganya. Itu kan peningkatan drastis,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya sekira dua bulan lalu juga pernah menjual tanaman janda bolong berdaun dua dengan harga sangat rendah yaitu Rp 7 ribu per pot.
“Sekarang, yang banyak daunnya, di sini bisa saya jual Rp 250 ribu per pot. Dalam membuat harga jual, tak hanya mengacu pada jumlah daun, namun terpenting untung dan harganya sesuai,” papar Andi.
Ia menyebut, meski pembibitan tanaman janda bolong ia lakukan sendiri, namun stok di tempatnya terbatas.
“Kalau harga tidak sesuai tidak saya lepas karena stok saya juga terbatas,” tegasnya.
Semenjak harga janda bolong naik, lanjut Andi, penjualan tidak menurun. Terhitung sejak awal pandemi Covid-19, ia telah menjual seratusan pot tanaman janda bolong.
Kebanyakan pembelinya ialah peminat tanaman hias lokal. Namun, ada pula sejumlah warga luar kota.
“Ada juga dari kota ke sini, karena di sini lebih murah,” pungkasnya. (Er)
The post Tren Melonjaknya Harga Janda Bolong appeared first on Seputar Muria.