WARTAPHOTO.NET, PATI- Melonjaknya harga tanaman hias janda bolong turut dirasakan penjual dan pembudidaya di Pati. Seperti halnya di rumah pemilik pembibitan Yutaka Farm yang beralamat di Desa Pasucen, Kecamatan Trangkil.
“Di sini harga juga ikut naik. Tapi karena pasar saya di desa, tentu harga tidak bisa disamakan dengan di kota-kota besar. Kalau saya bandingkan teman-teman di kota, untung mereka lebih banyak. Sebab segmen pasar juga beda,” jelas Andi Lestari Budiharso, pemilik Yutaka Farm saat diwawancarai, (30/9/2020).
Kenaikan harga janda bolong itu mulai dirasa Andi sejak dua bulan lalu. Adapun harga pada empat daun dijualnya Rp 15 ribu pada dua bulan lalu. Sekarang, empat daun dijual kisaran Rp 45 ribu.
“Bahkan kalau di kota, janda bolong yang jenis variegata, ada putihnya, bisa sampai puluhan juta harganya. Itu kan peningkatan drastis,” jelas dia.
Sementara dua bulan lalu, Andi mengakui juga pernah menjual tanaman janda bolong berdaun dua dengan harga hanya Rp 7 ribu per pot.
“Kalau sekarang, yang banyak daunnya, di sini bisa saya jual Rp 250 ribu per pot. Sebenarnya dalam menentukan harga jual tidak terpaku pada jumlah daun, yang penting untung dan harganya cocok,” jelas Andi.
Andi mengatakan, dirinya melakukan sendiri pembibitan tanaman janda bolong, stok di tempatnya terbatas.
“Kalau harga tidak cocok tidak saya lepas karena stok saya juga terbatas,” ujar dia.
Semenjak harga janda bolong naik, lanjut Andi, penjualan tidak menurun. Terhitung sejak awal pandemi Covid-19, ia telah menjual seratusan pot tanaman janda bolong. Kebanyakan pembelinya ialah peminat tanaman hias lokal. Namun, ada pula sejumlah warga luar kota.
“Ada juga dari kota ke sini, karena di sini lebih murah,” pungkas Andi.
Reporter : Putra Editor : Revan Zaen