Anggota DPRD Pati Ungkap Alasan Biaya Tanam Bawang Merah di Musim Kemarau Lebih Mahal

pada Kamis, 01 Oktober 2020
  • Berita Online

WARTAPHOTO.NET, PATI – Petani bawang merah di Kabupaten Pati mengungkaapkan biaya tanam di musim kemarau mengalami kenaikan dibandingkan musim penghujan. Padahal harga jual di musim penghujan jauh lebih tinggi dibandingkan harga jual di musim kemarau. Hal ini mengakibtakan omset petani bawang mengalami penurunan.

“Kalau musim panas gini biaya bertani bawang merah tinggi,” kata Tiyo, petani bawang merah asal Desa Langgengharjo, Kecamatan Juwana.

Terkait hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati mengungkapakan alasan mengapa biaya tanam di musim kemarau lebih tinggi dari pada musim penghujan.

Anggota DPRD Kabupaten Pati Narso mengatakan resiko menanam di musim kemarau mahal karena kebanyakan lahan di Kabupaten Pati adalah lahan tadah hujan yang mengandalkan curah hujan.

“Jadi memang resiko musim tanam kedua, biaya di lahan tadah hujan memang lebih mahal. Kerana seperti kita ketahui mayoritas lahan pertanian kita tadah hujan,” kata polisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Dengan demikian, dirinya menyebut jika itu mengakibatakan adanya tambahan pengairan agar lahan petani tidak kering di musim kemarau.

“Sementara di musim tanam kedua dan ketiga itu penggiliran air di Gunungrowo, dengan demikian memang biaya produksinya tambah,” kata dia.

Selain itu, menurutnya di musim kemarau banyak hama yang bermunculan. Hal inilah yang membuat biaya tanam lebih mahal dari pada musim penghujan.

“Di samping, musim kemarau atau musim pancaroba itu banyak hama terutama serangga yang cukup banyak mengeluarkan biaya juga untuk penangangan,” tandas dia.

Reporter : Putra Editor : Revan Zaen