Seputarmuria.com, PATI – Tanggal 24 September merupakan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960), yang mana dalam hal UU tersebut, ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional.

Dalam peringatan Hari Tani Nasional yang pada hari Kamis (24/9/2020), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati berharap agar pertani di Bumi Mina Tani semakin makmur. 

“Petani ini, kan ada petani pangan, perkebunan. Harapan kami agar semua petani bisa memperoleh penghasilan yang layak,” kata Wakil Ketua II DPRD Pati, Hardi saat dikonfirmasi.

Namun, ia menyebut masih banyak persoalan yang ada di dunia pertanian. Seperti halnya problematika Kartu Tani.

“Untuk kartu tani, ini sangat menentukan penerima pupuk, karena ini sudah musim hujan, akan tetapi untuk kartu yang sudah dikeluarkan namun ATM-nya itu ternyata masih terkendala. Bahwasannya suda ada kartu tani, akan tetapi setelah digesek ada yang kosong. Harapannya EDC (Electronic Data Captured) agar segera terbuka dan para petani bisa menggunakannya sehingga bisa mendapatkan pupuk bersubsidi,” jelasnya.

Selain Kartu Tani, Hardi menyebut jika para petani juga mengeluhkan harga ketela yang turun drastis. Untuk diketahui, harga ketela saat ini seharga Rp 1.150.

“Singkong saat ini harganya turun drastis. Ini kami wakil rakyat sangat prihatin karena (harga penjualan) singkong tidak susuai dengan biaya perawatannya,” ujarnya.

Terkait adanya hal tersebut, Hardi mengatakan jika pihaknya akan melakukan koordinasi dengan anggota dewan serta dinas terkait 

“Sebab yang membidangi ini komisi B. Ini nanti kami sampaikan agar yang bersangkutan bisa diajak bicara. Contohnya dinas pertanian, agar bisa diajak bicara untuk membahas jalan keluar, agar perekonomian khususnya di Pati bisa berjalan dengan baik,” pungkasnya. (Er)

The post Hari Tani, Petani Keluhkan Harga Ketela yang Anjlok dan Tak Bisa Nikmati Pupuk Subsidi appeared first on Seputar Muria.