Monitoring Sungai Silugonggo

pada Sabtu, 30 Mei 2020
  • Berita Online

 

Penulis: Bernadete Valencia Christianto – Mahasiswi Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Sungai merupakan aliran air yang mengalir terus menerus dari hulu ke hilir. Sungai sebagian besar bermanfaat oleh beberapa masyarakat untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari, tempat rekreasi dan sumber irigrasi. Sering kali beberapa masyarakat tidak mengetahui manfaat dari sungai, sehingga banyak kasus pencemaran sungai yang terjadi seperti membuang limbah padat maupun cair ke sungai. Dampak dari pencemaran tersebut mengakibatkan makhluk yang hidup tinggal didalamnya dapat mengalami kematian.

Sekarang ini kita bisa melihat beberapa kasus pencemaran sungai seperti pencemaran yang terjadi di Sungai Silugonggo. Sungai Silugonggo merupakan sungai yang melintas Kota Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dari hasil pengamatan banyak penduduk yang bertempat tinggal di DAS Silugonggo memanfaatkan air Sungai Silugonggo untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti memasak, mencuci, mandi, dll. Bukan hanya itu saja DAS Silugonggo juga digunakan untuk pembuangan limbah industry seperti pabrik pengolahan ikan, pabrik pemindangan ikan, SPBU, pabrik pembuatan es balok, Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik pengecetan kapal-kapal, dan pelabuhan Juwana. Sehingga dengan pembuangan limbah industry tersebut secara terus menerus di sekitar DAS Silugonggo menyebabkan terjadinya pencemaran logam berat timbal (Pb) yang jika dibiarkan terus menerus dapat memungkinkan terjadiya peningkatan tingkat konsentrasi toksik bagi kehidupan akuatik yang dapat berpotensi menjadi polutan yang berbahaya. 

Dampak dari pencemaran logam berat dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang mencari ikan di DAS Silugonggo untuk lauk pauk maupun diperjualbelikan salah satunya adalah ikan lundu. Sehingga limbah industry seperti logam berat timbal yang dapat terakumulasi kedalam tubuh ikan dapat berdampak keracunan bagi manusia yaitu secara kronis ataupun akut. Keracunan kronis gejala yang dialami dapat ditandai dengan rasa mual, anemia, sakit di sekitar perut dan dapat menyebabkan kelumpuhan, sedangkan keracunan akut dapat ditandai dengan rasa terbakar pada mulut, terjadi perangsangan dalam gastrointestinal dengan disertai diare. Bukan hanya itu saja, dampak pencemaran limbah industry di DAS Silugonggo juga menyebabkan terjadinya polusi udara. Hal ini di tandai dengan bau yang tidak sedap dari limbah tersebut yang secara tidak langsung dapat menyebabkan penyakit pernafasan seperti sesak nafas, asma bagi masyakarat yang bertempat tinggal disekitar DAS Silugonggo.

Untuk menghindari dan mengantisipasi pencemaran yang dapat menimbulkan toksisitas yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, maka diperlukan kegiatan monitoring. Dimana kegiatan monitoring ini dilakukan secara rutin untuk mencapai baku mutu yang sesuai. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan uji secara fisik, biologi, dan kimia pada waktu yang berbeda pagi, siang, dan sore hari guna untuk mengetahui perbedaan kondisi toksisitas pencemaran pada waktu yang berbeda. Dalam monitoring terdapat beberapa variable yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran yaitu DO, BOD, COD, TSS, pH, HCN. Selain itu, dapat dilakukan program peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup seperti pembinaan PLH atau sosialisasi sehingga kasus pencemaran dapat teratasi.

Maka dengan demikian perlu dilakukan upaya dan strategi pengelolaan lingkungan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program-program tersebut. Dalam kegiatan sector industry perlu dilakukan pembuatan IPAL pada kegiatan yang memiliki limbah cair dan melakukan penetapan baku mutu pada badan air/sungai yang berpotensial dapat menyebabkan pencemaran yang berat. Selain itu, perlu juga dilakukan keterlibatan masyarakat dalam pemantauan lingkungan dan bukan hanya itu saja tetapi juga melakukan evaluasi penetapan baku mutu pada badan air, sehingga dengan kegiatan tersebut bukan dinas lingkungan hidup saja yang berperan tetapi masyarakat juga dapat ikut berperan dalam mencegah pencemaran yang terjadi di Sungai Silugonggo dan melalui upaya tersebut diharapkan dapat meminimalisir pencemaran yang terjadi di Sungai Silugonggo.

 

Refferensi

Ahmadi. 2009. Sejarah Juwana. Gajah Mada. Hal 5.

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam). Jakarta: UI Press.

Hariyanto, Bambang dan Dian Ayu Larasati. 2016. Dampak Pembuangan Limbah Tapioka Terhadap Kualitas Air Tambak di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Universitas Negeri Surabaya.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati. 2007. Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Pati Tahun 2007. Pemerintah Kabupaten Pati.

Baca artikel lengkap Monitoring Sungai Silugonggo