Kelenteng Hok Tik Bio Pati Laksanakan Sembahyang King Hoo Ping Secara Sederhana

pada Sabtu, 05 September 2020
  • Berita Online

WARTAPHOTO.net. PATI-  Sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi arwah leluhur dan orang yang sudah meninggal, Kelenteng Hok Tik Bio Pati menyelenggarkaan sembahyang King Hoo Ping, Sabtu (5/9/2020) atau yang bertepatan dengan 18 Jit Gwee 2571 Imlek.

Ritual Sembahyang ini juga dikenal dengan istilah Rebutan. Pasalnya, usai sembahyang ada persembahan berupa sandang maupun pangan yang diperebutkan oleh masyarakat yang hadir. Namun, pada Sembahyang kali ini tidak demikian. Mengingat masih dalam masa pandemi covid-19.

Ketua Kelenteng Hok Tik Bio Pati, Eddy Siswanto, mengatakan bahwa pihaknya selalu mengadakan Sembahyang di setiap tahunnya. Namun, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ritual kali ini digelar secara sederhana.

“Tahun ini karena ada (pandemi) covid-19, sesuai anjuran pemerintah kami tidak mengadakan yang besar seperti tahun-tahun kemarin. Tidak ada rebutan barang-barang sandang dan pangan,” jelas dia kepada wartaphoto.net usai Sembahyang.

Namun, sebagai pengganti ritual perebutan sandang-pangan yang ditiadakan, lanjut Eddy, pihak Kelenteng membagikan beras sejumlah enam ton kepada masyarakat. Kali ini pembagian akan dilakukan dari rumah ke rumah.

Pada ritual sembahyang yang dilakukan di halaman kelenteng, telah ditata aneka sesaji, seperti nasi, aneka lauk-pauk, buah-buahan, arak, dan jajanan pasar. Ada pula puluhan kendi berisi air minum yang ditata rapi di atas meja. Masing-masing kendi diberi bendera bertuliskan nama leluhur. Kemudian, dalam sembahyang King Hoo Ping ini, ada jua ritual pembakaran miniatur rumah dan replika uang.

“Itu simbol bakti kami yang masih hidup pada semua leluhur. Kami orang yang masih hidup memberi leluhur rumah dan sangu (bekal) uang. Bukan rumah dan uang betulan, itu simbol,” jelas Eddy.

Semenjak munculnya kasus corona, kata Eddy, pihak Kelenteng tidak menyelenggarakan kegiatan-kegiatan besar. Hanya ada sembahyangan ritual.

Sejak bulan Februari, pihaknya juga secara khusus melakukan doa agar pandemi corona segera berakhir. Doa tersebut dilakukan sesuai kepercayaan mereka pada Yang Mulia Kong Co Hian Thian Siang Tee alias Dewa Obat.

“Sejak Februari kami ritual memohon kepada Thian (Tuhan Yang Mahakuasa) melalui Yang Mulia Kong Co Hian Thian Siang Tee. Kami minta perlindungan bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Pati,” jelas dia.

Bahkan, simbol dari Dewa Obat pun dipasangnya, yakni berupa bendera berwarna hitam. Menurutnya, bendera ini hanya dikeluarkan dalam situasi darurat, seperti halnya dalam situasi wabah seperti saat ini.

“Mudah-mudahan dengan kita banyak bersembahyang dan berdoa, covid cepat berakhir di bumi Indonesia, khususnya Pati,” pungkasnya.

Reporter : Putra Editor : Revan Zaen