Pati, Mitrapost.com – Kebijakan penerapan tatanan normal baru atau new normal memberikan angin segar bagi pedagang. Kini harga berbagai komoditas di pasar tradisional cendereung stabil, bahkan beberapa ada yang naik.
Di sisi lain Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pati menyebutkan masih terjadi disparitas harga kebutuhan pokok masyarakat di tingkat produsen (petani) dan konsumen.
“Secara di lapangan menguntungkan konsumen, tapi produsen menjerit. Kalau harga di tingkat petani ada disparitas besar, misalnya harga cabai merah besar di tingkat petani hanya Rp6.000 hingga Rp8.000, di pasar harganya hampir Rp20 ribu karena banyaknya tengkulak.”
“Bawang merah di petani Rp17 ribu hingga Rp.18 ribu, di pasaran sudah mencapai 24 ribu. Juga petani kacang panjang dan timun. Timun bahkan kemarin di tingkat petani Rp8 ribu di pasar sekarang Rp15 ribu,” ungkap Suwardi, Kasi Distribusi dan Informasi Perdagangan kepada Mitrapost.com saat ditemui di kantornya beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: Dispertan Pati : Harga Komoditas Pangan di Pasar Perlahan Stabil
Disparitas harga ini diakibatkan oleh menurunnya daya beli masyarakat dan pembatasan berbagai kegiatan adat saat pandemi.
“Karena saat-saat ini dengan ada pandemi banyak kegiatan yang di-pending. Contohnya kemarin biasanya ada sedekah bumi, sekarang (digelar) terbatas sehingga kebutuhan kepokmas seperti telur, daging, sayur mayur menurun. Konsumen berkurang,” urai Suwardi.
“Menginjak suro juga berpengaruh. Serapan atau konsumsi masyarakat terhadap kepokmas juga berkurang. (Upacara) besaran juga tidak ada, sehingga kebutuhan masyarakat cenderung menurun. Stoknya tetap tapi daya beli masyarakat berkurang,” imbuhnya.
Aturan PSBB di beberapa daerah juga diketahui menyebabkan para petani di Pati tidak bisa menjual barangnya ke luar kota.
“Ada juga faktor tidak bisa mengirim ke daerah lain. Sekarang kan ada PSBB kayak di Bekasi dan Bogor,” ungkap Suwardi.
Diakui Suwardi meski daya beli masyarakat masih kurang, namun stok pangan di Pati masih surplus sehingga ketersediaan pangan di sektor apapun masih aman untuk satu tahun kedepan. (*)
Baca juga:
Tim Gugus Gelar Test Swab di Pasar Lasem, Sejumlah Pedagang Pilih Tutup Lapak Punya Banyak Benefit, Dispertan Pati Sarankan Tanam Kacang Hijau Saat Kemarau Tak Hanya Mempercantik Ruangan, 6 Tanaman Ini Dipercaya Datangkan Keberuntungan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur : Ulfa PS
var starter = new SktbuilderStarter({"mode": "prod", "skip":["jquery","underscore","backbone"],"sktbuilderUrl": "https://mitrapost.com/wp-content/plugins/skt-builder/sktbuilder/", "driver": new SktbuilderWordpressDriver({"ajaxUrl": "https://mitrapost.com/wp-admin/admin-ajax.php", "iframeUrl": "https://mitrapost.com/2020/09/05/turunnya-daya-beli-masyarakat-membuat-disparitas-harga-kepokmas/?sktbuilder=true", "pageId": 43071, "pages": [], "page": "Turunnya Daya Beli Masyarakat Membuat Disparitas Harga Kepokmas" }) });The post Turunnya Daya Beli Masyarakat Membuat Disparitas Harga Kepokmas appeared first on .