Seputarmuria.com, PATI – PETRA Mengajar merupakan kegiatan dari Pemuda Desa Trangkil guna mengatasi persoalan di masyarakat khususnya di sektor pendidikan anak SD. Dilaksanakan setiap hari Minggu pagi di basecamp Petra yang berlokasi di Jl Flamboyan 2 RT 3 RW 4.
PETRA adalah perkumpulan pemuda desa, warga Desa Trangkil khususnya yang bertujuan untuk membentuk organisasi yang sehat melalui karakter pemuda yang jujur, kreatifitas dan ikhlas mengabdi pada masyarakat demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
“Kami melihat adanya persoalan ketika metode pendidikan daring diterapkan. Siswa SD diberikan tugas yang kemudian harus dikerjakan dalam bimbingan orang tua. Realitanya, banyak orangtua yang tidak siap dalam pendampingan anak belajar. Entah itu dari segi waktu bagi para pekerja pabrik dan kantor, maupun kesabaran dalam menghadapi sikap anak. Akhirnya sering kami melihat orang tua membentak anak, bahkan ibu dan ayah cekcok karena tugas anak”, ujar Hariyono selaku pengelola Petra.
Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya menghadirkan sebuah ruang belajar bagi anak SD kelas 1-6 disokong oleh tenaga-tenaga relawan dengan background beragam. Ada tenaga pengajar SD, guru PAUD, mahasiswi, dan potensi-potensi lain ditingkat desa.
“Dalam aktifitasnya, PETRA Mengajar diawali dengan mereview tugas-tugas anak dari sekolah. Apakah sudah selesai atau belum. Jika belum akan dibantu para relawan untuk menyelesaikannya. Kemudian sesi belajar akan diisi dengan materi tambahan seperti Matematika dan Bahasa Inggris”, paparnya.
Ia menyebut bahwa pemilihan materi ini karena ketersediaan keahlian tenaga pengajar. Meurutnya, bisa saja diwaktu yang akan materi pendidikan yang lain semakin berkembang.
Selain itu, karena masih di tengah kondisi pandemi covid – 19, PETRA Mengajar juga menerapkan protokol kesehatan seperti menyediakan tempat cuci tangan, mewajibkan siswa memakai masker dan menjaga jarak dalam pembelajaran.
“Saat ini (red, akhir Agustus), Petra Mengajar sudah berjalan 4 minggu dengan siswa didik sekitar 14 anak dan diisi oleh 5 orang tenaga relawan pengajar. Bahkan ada yang berasal dari lain desa yang mau meluangkan waktu”, jelasnya.
Ia juga menceritakan bahwa di beberapa waktu sebelumnya, bahkan ada warga yang memberikan donasi uang kepada Petra Mengajar yang kemudian dibelikan papan tulis 3 pcs, kamus Bahasa Inggris-Indo yang bias dipakai anak-anak kapan saja.
“PETRA lahir dalam kondisi yang sulit, di tengah pandemi covid19 yang sangat membatasi gerak masyarakat. Bagi sebagian masyarakat, berkumpul adalah perilaku beresiko dan akan aman ketika diam di rumah saja. Akan tetapi bagi kami, ketika masyarakat hanya berdiam saja di sebuah ruang, justru akan mematikan kreatifitas dan kepekaan sosial”, pungkasnya. (Er)
The post PETRA, Hadirkan Ruang Belajar di Tengah Persoalan Pendidikan appeared first on Seputar Muria.