Komunitas Kesengsemlasem dan Upaya Peduli Kelestarian Budaya

pada Sabtu, 22 Agustus 2020
  • Berita Online

Rembang, Mitrapost.com – Dimulai pada Februari 2016, sekelompok pemuda beragam latar belakang memutuskan mendirikan laman Kesengsemlasem.com. Yakni sebuah komunitas yang bergerak untuk menjaga kelestarian warisan benda dan non benda di Lasem, Rembang.

“Bikin Kesengsemlasem itu ide bersama, mas. Namanya diceletukan oleh Ellen Kusuma, semangatnya dari kawan-kawan Lasem dan berbagai kota mulai dari peneliti, jurnalis, fotografer, wisatawan dll. Rame-rame,” jelas Agni Malagina salah seorang pendiri Kesengsemlasem.

Agni mengaku, komunitasnya berdiri dari ketidaksengajaan. “Kenapa bikin Kesengsemlasem, jawaban lucunya sebenarnya karena stok foto dari banyak fotografer itu banyak banget, stok data pun berlimpah.  Dan kenapa Lasem karena saya juga riset di sana.”

Selain itu dorongan seperti semangat kepedulian atas peninggalan sejarah dan budaya menjadi misi tersendiri bagi komunitas ini.

“Alasan lain, kami ingin menyebarkan semangat kepedulian pada kemanusiaan, bangunan tua, dan pelestarian aset budaya di Lasem seluas mungkin.”

Baca juga: Sedekah laut di Desa Bajomulyo untuk Nguri-uri Budaya Jawa, Kades : Semoga Corona Hilang

Dengan semangat itu, ia berpikir Lasem dapat terjangkau dengan luas jika mampu memindahkannya ke media sosial.

“Cara yang murah dan mudah menjangkau keluasan itu adalah dengan medsos dan gerakan sosial. Maka muncullah slogan ‘Kesengsem Lasem’, jatuh cinta (kembali) pada Lasem. Buat yang baru kenal Lasem akan jatuh cinta.”

Agni mengatakan bahwa Lasem memiliki banyak potensi dengan banyak hal yang patut dicintai.  Selain tinggalan budaya, Agni menilai Lasem memiliki penduduk yang sangat dinamis.

“Notabene, yang jadi kekuatan terbesar agar membuat orang jatuh cinta sama lasem adalah orang-orang Lasem dengan dinamikanya.”

Baginya masyarakat Lasem memiliki akar sejarah yang panjang. Mulai dari kota tempat bertemunya banyak bangsa, masa prasejarah telah jadi tempat bermukimnya orang autronesia yang bermigrasi. Juga menjadi salah satu titik jalur rempah dan jalur sutera laut.

Baca juga: Sejak Dibuka, Museum Kretek Sepi Pengunjung

Selain itu pada era kolonial Lasem diwarnai sejarah akulturasi dan toleransi yang panjang. “Paling tidak pada tahun 1743 sudah ada semangat perjuangan bersama masyarakat Lasem multietnis melawan VOC.”

Mulai dari sanalah Lasem kemudian punya lapisan sejarah budaya masa prasejarah, masa hindu budha, masa jalur laut perdangangan kuno, masa kolonial, sampai republik.

Kelindan budaya Jawa, Eropa, Tionghoa, Hadramaut Yaman pun terjadi dan tumpah dalam satu kota. “Saat ini, dinamika masyarakat Lasem pun unik ya. Sering disebut-sebut sebagai kota toleransi juga karena hubungan antaretnis agama yang dianggap ideal (walaupun tentu ada friksi yang wajar terjadi di setiap daerah).”

Kini ia hanya berharap Kesengsemlasem, kelompok yang ia gagas, selain menjadi pengarsip sejarah panjang Lasem juga sebagai komunitas yang mengikat gerakan pemuda kreatif di Rembang.

“Untuk Kesengsemlasem dan komunitas muda yang bergiat bersamanya, semoga tetap bisa menjadi salah satu bagian gerakan orang muda kreatif di Lasem Rembang,” pungkasnya. (*)

Baca juga: 

Memilih Seni Sebagai Nafas Hidup Sosok KH Nur Rohmat dimata Putranya Gus Ubaid : Guru, Penulis dan Perlawanan

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur : Ulfa PS

The post Komunitas Kesengsemlasem dan Upaya Peduli Kelestarian Budaya appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.