Kenangan Masa Kecil di “Blumbang Sarean” Desa Kajen Margoyoso

pada Rabu, 19 Agustus 2020
  • Berita Online

Kenangan Masa Kecil di “Blumbang Sarean” Desa Kajen Margoyoso

PATINEWS.COM

Penulis : Imam Muhlis Ali

Kajen, Margoyoso

Kenangan indah dahulu di masa kecil saya bervariasi. Rata-rata di habiskan di alam sekitar. Mulai sungai/kali, ladang, kebun, pekarangan, persawahan, tanah lapang, sampai ‘blumbang’ atau semacam kolam air luas.

Untuk yang terakhir, istilah blumbang begitu familier di telinga saya. Ya, blumbang sarean Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Blumbang yang berada di belakang Makam Waliyullah Syeh Ahmad Mutamakin ini fenomenal waktu itu. Setidaknya antara tahun 1970,1980, sampai 1990 an.

Dulu, anak – anak senang berenang di Blumbang

Sekilas nama blumbang, kolam atau sendang sudah biasa terdengar. Biasanya banyak kita jumpai di dekat situs-situs sejarah seperti area bekas kerajaan dan makam-makam para sunan atau waliyullah.

Menurut saya ada hal berbeda di blumbang sarean desa Kajen ini. Dulu saat saya kecil di tahun sekitar 1985 sampai 1990an banyak sekali anak-anak sepantaran saya ‘jeburan’ berenang di blumbang ini.

Meski airnya tak begitu jernih namun kecerian, kebahagiaan dan kesenangan saya dan teman-teman begitu kami rasakan.

Maklumlah dulu sangat sedikit media permainan mesin/elektronik seperti game play station. Sehingga hampir setiap hari dahulu kami yang masih keci bercelana pendek ‘slulup’ merendam wajah ke dalam air. Bergendongan, meloncat, kapal-kapalan diatas air mampu memuaskan saya saat itu. Pokoknya bermain kami saat itu asyik dan berinteraksi banyak teman.

Tentu jauh berbeda dengan bermain anak sekarang yang mungkin kelihatannya terkesan individual.

Berendam di Blumbang pada malam 10 Syuro

Dari blumbang sarean di Desa Kajenlah saya bisa berenang dan punya banyak teman Biasanya menjelang tanggal 10 Syuro saat bertepatan haul Waliyullah Syeh Ahmad Mutamakin Kajen, remaja putra berendam di Blumbang sarean Kajen. Tapi untuk tahun 2020 ini saat pandemi Covid-19 kemungkinan tidak ada. Atau jikapun diadakan tetap harus berizin pada pihak terkait.

Kenangan indah masa kecil di Blumbang sarean

Memang bagi kita yang sekarang sudah dewasa, saat memandang lama blumbang sarean kajen nan ‘bersejarah dan berkesan itu’ kayaknya ada ‘sesuatu’ yang indah. Tak tahu kenapa. Padahal tidak ada yang aneh dengan blumbang kuno itu. Konon sih menurut orang tua sekitar blumbang sarean kajen itu sudah ada sejak zaman Mbah Ahmad Mutamakin.

Bahkan ada cerita yang mengatakan blumbang tersebut di buat beliau untuk wudlu. Wallahu a’lam. Tapi yang membuat saya terasa ada sesuatu dengan blumbang itu adalah ‘saksi’ sejarah hidup saya dan anak-anak dahulu di kajen dan sekitarnya.

Dimana kenangan indah mewarnai saya sampai besar ini. Seandainya saya dulu saat kecil tak sering ke blumbang, mungkin saya tak bisa berenang. Dari blumbang sarean kajenlah saya merasakan kebahagiaan. Dari blumbang sarean inilah salah satunya saya sering merenungi perjalanan hdup.

Alhamdulilah, saya dan teman-teman kecil dikampung bisa ‘berbahagia’ mandi di blumbang sarean kajen. Oh suatu kenangan indah masa kecil yang tak terlupakan.

(*)

Baca artikel lengkap Kenangan Masa Kecil di “Blumbang Sarean” Desa Kajen Margoyoso