Mahasiswa UGM asal Pati, Bangun Kepedulian Masyarakat Terkait Resiko Merokok dengan Kasus Penyakit Akibat Covid – 19 Secara Daring

pada Sabtu, 15 Agustus 2020
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Ditengah situasi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini belum berakhir, KKN-PPM Universitas Gadjah Mada tetap dilaksanakan meskipun dengan metode daring.

Seperti yang dialami oleh Sabrina Rista Savira, mahasiswa UGM dari jurusan farmasi. Yaitu melaksanakan program kerja secara daring yang dilakukan olehnya bersama tim yang berlokasi di Desa Tanjungjaya, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Sabrina mengatakan bahwa program yang diusung mengikuti tema usulan serta fokus dengan kondisi lapangan ditengah masa pandemi dan pasca bencana sejak Kabupaten Pandeglang diterpa tsunami Desember 2018 lalu.

Beberapa waktu lalu muncul informasi simpang siur yang menyebut bahwa nikotin dari rokok dapat mencegah seseorang terkena serangan penyakit akibat virus corona.

“Menurut kabar tersebut, nikotin dari hasil pembakaran rokok dapat menghambat masuknya virus corona masuk ke dalam tubuh”, ucapnya saat dihubungi, Sabtu (15/8/2020).

Namun, sayangnya klaim bahwa rokok dapat menghindarkan seseorang dari infeksi virus Sars-Cov2 ini tidak dibenarkan.

“Ketika masa orientasi, banyak ditemukan anggapan dari masyarakat bahwa mereka yang merokok merasa aman dan terhindar dari ancaman infeksi Covid-19”, jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Sabrina, sebagai mahasiswa klaster kesehatan dari tim KKN-PPM UGM Tanjungjaya dalam pengawasan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Ghifari Yuristiadi, memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya Desa Tanjungjaya terkait hubungan penggunaan rokok dengan prevalensi penyakit akibat pandemi Covid-19.

Meninjau dari paparan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari mengatakan “Klaim yang beredar sangatlah keliru karena kebiasaan merokok itu tidak sehat. Justru merokok menjadikan seseorang lebih rentan terhadap serangan virus, bakteri, dan penyakit lainnya”.

Sementara, berdasarkan teori yang ada, dampak virus corona dapat berefek lebih parah bagi pengguna rokok. Karena, rokok sebabkan penyakit dan merusak hampir seluruh organ tubuh terutama paru-paru. Jika diketahui bahwa virus ini menyerang bagian paru-paru, maka seorang perokok yang memiliki kondisi paru-parunya sudah dirusak oleh rokok akan berdampak memperparah keadaan sistem pernafasannya itu.

“Rokok mempengaruhi sistem imun, artinya lapisan pertahanan tubuh seorang perokok sudah melemah terlebih dahulu dan mungkin menjadi tidak berdaya saat melawan infeksi virus corona”, imbuhnya.

Menurutnya, perlu menjadi perhatian bahwa resiko terinfeksi virus corona justru lebih tinggi bagi pengguna rokok. Hal ini dikaitkan dengan aktivitas merokok yang mana menaruh rokok di bibir, artinya memungkinkan terjadinya transmisi atau perpindahan virus dari tangan anda sehingga virus dapat masuk melalui mulut, hidung, atau mata. Selain itu, merokok seringkali dikaitkan dengan aktivitas sosial seperti berkumpul dan bercengkrama dengan orang lain sehingga beresiko saling tertular.

“Pandemi Covid-19 merupakan suatu alasan yang tepat untuk berhenti merokok. Karena, merokok dapat meningkatkan resiko terjangkit Covid-19 yang lebih parah”, pungkasnya. (Er)

The post Mahasiswa UGM asal Pati, Bangun Kepedulian Masyarakat Terkait Resiko Merokok dengan Kasus Penyakit Akibat Covid – 19 Secara Daring appeared first on Seputar Muria.