Selama 5 bulan Daring, Siswa MTsN 1 Pati ini Justru Produktif Hasilkan Karya Robotik

pada Jum'at, 31 Juli 2020
  • Berita Online

WARTAPHOTO.net. PATI. Tak melulu jenuh dengan pembelajaran jarak jauh, siswa boarding school MTsN 1 Pati kelas VII ini justru menghasilkan beberapa karya robotika yang ternyata telah dia minati sejak sekolah dasar (SD).

Adalah Septiandro Surya Dewangga (Angga) mampu menghasilkan beberapa karya dari hobi robotika yang telah dia minati sejak sekolah dasar (SD).

Siswa kelahiran Demak, 1 September 2007  ini menciptakan line follower robot sebagai media pengantar barang atau benda dari suatu ruangan ke ruangan lain dengan jalur tunggal.

Karya kedua yakni lampu berbasis bluetooth voice yang dapat diaplikasikan untuk mengontrol barang-barang elektronik dan lainnya di rumah ataupun dikantor, dan Smart Arm Robot. Robot karyanya cocok bagi orang yang malas gerak (mager) di rumah.

“Projek ini merupakan suatu karya. Saya melihat sebuah karya yang sudah ada lalu saya kembangkan sendiri dengan ide-ide baru. Karya ini sudah bisa dimanfaatkan. Namun masih perlu dikembangkan lagi nantinya untuk projek yang lebih besar,” ungkap warga Perum Taman Kembang Regency, Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak ini.

Bungsu dari dua bersaudara ini mengaku, dalam pembuatan robot tersebut dia dibimbing oleh guru pembimbing yang didatangkan langsung oleh MTsN 1 Pati ke rumahnya. Beliau adalah pembimbing Pak Ali Muzakki ahli bidang robotika dan pemograman computer.

“Waktu SD itu sering membuat mainan sendiri dari barang-barang bekas. Seperti pompa air mini, escavator mini, dan generator listrik DC. Setelah di MTsN 1 Pati dengan dukungan kepala sekolah Pak Musyafak dan guru pembimbing Pak Ali Muzakki ahli bidang robotika dan pemograman komputer, saya bisa lebih terampil di bidang robotika,” jelasnya.

Selama membuat robot, membutuhkan proses. Banyak kendala yang ia hadapi saat pemograman. Ia terus berkonsultasi dengan guru pembimbing robotiknya dan mencari referensi di youtube dan google.

“Satu projek saya kerjakan kurang lebih satu minggu. Biasanya memang pengerjaannya pas waktu luang. Soalnya kegiatan saya juga banyak. Masa belajar di rumah ini sering mengikuti lomba olimpiade online dan menyelesaikan target hafalan Alquran. Namun alhamdulillah bisa selesai juga membuatnya karena saya sangat antusias,” ucapnya.

Angga mengaku mulai suka utak-atik robot baru kelas VII sejak ada program kelas robototik di MTsN 1 Pati. Akan tetapi kalau suka utak-atik barang sejak usia tiga tahun. Pada usia tersebut, Angga juga senang ikut servis mobil orangtuanya. Dirinya mampu mengambil alat-alat yang disebutkan oleh bapaknya dengan benar. Sejak kecil sudah menunjukkan rasa ingin tahu. Bahkan setiap ada barang rusak di rumah selalu dimanfaatkan untuk membuat projek-projek kecil.

Kepala MTsN 1 Pati Ali Musyafak sangat mengapresiasi inovasi salah sstu siswanya di bidang robotik. Kelas robotik menjadi salah satu program unggulan di MTsN 1 Pati. Ia sengaja mengirim guru ahli di bidangnya untuk membimbing Angga.

Menurutnya, keberhasilan itu ia sebut dengan merdeka belajar. Artinya, sekolah lebih banyak memberikan ruang pada siswa-siswa berbakat untuk berkembang dengan passion mereka dan dibimbing serta didukung oleh lingkungan yang inovatif untuk menampung ide besar mereka.

“Lingkungan inovatif ini tercipta dengan kerjasama antara orangtua siswa, guru pendamping, kepala madrasah yang secara proaktif berkomunikasi untuk bersama-sama mendukung dan memfasilitasi antusiasme anak untuk belajar berinovasi. Kombinasi tersebut dapat menghasilkan anak yang tidak dituntut berinovasi, tetapi dengan kegembiraan mereka terus berinovasi,” paparnya.

MTs Negeri 1 Pati di tangan Ali Musyafak, telah mentrasformasi MTsN 1 Pati menjadi madrasah yang menerapkan konsep merdeka belajar. Dengan berbasis pada kemerdekaan anak dalam mengembangkan minat dan bakat mereka. Hal itu terlihat dengan mendatangkan guru-guru muda dengan kompetensi keahlian yang menjadi pendamping dan pengembangan di bidang yang dibutuhkan siswa untuk berkembang . Salah satunya mendatangkan ahli bidang robotika dan pemogramab komputer

“Kekuatan budaya inovasi anak tidak tercipta hanya dengan tuntutan kepada anak untuk berinovasi. Tetapi proaktif sekolah dan orangtua mencipatakan lingkungan untuk berkreasi dan berinovasi. Selamat datang di era merdeka belajar. Tidak lagi ranking satu di kelas yang menjadi instrumen prestasi anak, tetapi karya dan prestasi dibidang yang mereka cintai yang akan membawa mereka sukses di masa depan,” kata Musyafak.

Reporter: Revan Zaen

Editor: A. Muhammad