Pati, Mitrapost.com – Angka gizi buruk di Pati mengalami peningkat di banding tahun lalu. Jika di tahun 2019 angka gizi buruk capai presentase 0,67 % dari seluruh balita, kini di tahun 2020 mencapai 0,75 %. Dari presentase tersebut artinya, pada tahun 2019 dari 74.573 balita ada 500 yang mengalami gizi buruk . Sedangkan di tahun 2020 dari 72.920 balita ada 548 balita.
Kasi Kesga Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati Kasriyatun, mengatakan faktor utama penyebab gizi buruk pada balita bukan disebabkan oleh faktor ekonomi melainkan pola asuh anak.
“Kita melakukan penimbangan serentak setiap 6 bulan sekali. Dari total balita 72.920 ada 548 (yang mengalami gizi buruk). Faktornya banyak dari mereka kebanyakan dari pola asuh (yang salah), kondisi kesehatan, kadang punya penyakit lain makannya susah makan. Kalau faktor ekonomi jarang paling banyak pola asuh,” terang Kasriyatun kepada mitrapost.com, Rabu (29/7/2020).
Baca juga : Retak di Beberapa Bagian, Gedung OJK Jateng Roboh
Secara spesifik Kasriyatun menjelaskan, pola asuh yang salah dalam hal ini adalah pemberian makan dengan nutrisi yang salah sehingga membuat balita rentan mengalami gizi buruk.
“Balita diberi makan buah dan terus , itu kan salah. Karbohidratya harus yang dilipatkan. Misalnya lagi pemberian makan sayur, malah dikasih sayur bening, yang bagus itu kan yang santan ada lemaknya gitu lho,” urai Kasiyatun.
Sebagai tindakan preventif menanggulangi gizi buruk, DKK Pati fokus pada mendidik kader khususnya pada program Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak (PMBA).
“Sebagian Bidan sudah dilatih. Nanti yang belum dilatih kita adakan bulan Agustus . Narasumbernya dari pusat, materinya tentang pemberian makan ke bayi yang bagus itu bagaimana gitu. Kadang ekonominya cukup tapi untuk gizinya itu salah,” terang Kasriyatun.
Untuk me-monitoring tingkat gizi buruk, secara berkala penimbangan serentak dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu bulan Februari dan Agustus. (*)
Baca juga :
Sesuai Protokol Kesehatan, Berikut Tata Cara Salat Idul Adha Pemerintah Pusat Banderol Rapid Test Rp 150 Ribu, Dinkes Pati Kesulitan Menerapkan Selain HIV, Dinkes Kudus Juga Fokus Penanganan Hepatitis dan SipilisJangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur : Dwifa Okta
The post Kasus Gizi Buruk di Pati Mengalami Peningkatan, Ekonomi Keluarga Bukan Faktor Utama appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.