Memilih Seni Sebagai Nafas Hidup

pada Rabu, 29 Juli 2020
  • Berita Online

Kudus, Mitrapost.com – Bagi kebanyakan orang kesenian hanyalah sekedar hobi dan tidak dijadikan sebagai profesi. Namun, berbeda dengan Hanafi Yazid (33). Lelaki yang akrab disapa Azy ini memilih kesenian sebagai nafas hidupnya, menjadikan kesenian sebagai profesinya.

“Aku memiliki motto ‘Seni atau Mati’. Jadi kesenian tidak bisa lepas dari hidupku,” ujar putra asli Kudus ini.

Ia menyukai kesenian karena menurutnya kesenian adalah hiasan indah dunia, manusia tidak bisa jauh dari seni, khususnya musik. “Selain itu saya keturunan seniman dari trah Ibu, mulai dari seniman lukis, rupa, pertunjukkan, ukir, pahat juga musik,” kata lelaki berzodiak Gemini ini.

Ia mengenal kesenian dari usia belia di acara peringatan Kemerdekaan Indonesia atau tujuhbelasan. Saat itu Ia berumur tiga tahun. “Di kampung ada acara karaoke 17-an saya ikut nyanyi lagu anak-anak, lanjut sampai kelas 5 SD mulai belajar gitar, setelah lulus SD ikut bergabung Teater Poetoe,” ungkap alumnus SDN 1 Blimbing Kidul ini.

Setelah itu, ia aktif di berbagai kelompok kesenian teater. Mulai dari Teater Poetoe, menjadi Ilustrator musik Teater Bahasa Inggris UMK, Teater Tigakoma, Teater Gaspon, Teater Keset, dan beberapa Teater SMA di Kudus.

Baca juga : Niken Rochayati, Sosok Hakim Cantik Seabreg Tugas Segudang Prestasi

Tidak hanya teater, Ia juga aktif di kelompok kesenian musik, yakni Grub Band Berteriak Lantank Kudus. Band ini satu-satunya band bergenre poppunk yang masih aktif sampai sekarang dan sudah menelurkan mini album Untuk Jagoan. Di sini, Azy memegang vocal dan bass.

Selain itu, Ia juga menjadi vocal gitar di band support Persiku & SMM, Menuju Utara. Band ini yang sudah menelurkan Mini Album From Matchday To Gigs.

Saat ini, Ia membuka jasa pembuatan lagu dan instrumen musik film pendek atau web series. Dan baru-baru ini, Ia telah membuat sebuah karya musik bersama istrinya.

“Kemarin tanggal 8 Juli 2020 saya dengan senang membuat sebuah karya solo, sebagai ungkapan terima kasihku kepada Tuhan serta doa atas kelahiran anak pertamaku yang bernama Sendra Swara Nawawangsa Sabda Langit, dalam sebuah lagu yang berjudul Sang Titipan Tuhan. Lagu ini bernuansa pop modern & Ethnic Jawa,” tuturnya.

Lagu ini dapat dilihat dan didengarkan di channel YouTube Azye Rock. Ia berharap anaknya kelak menjadi pribadi yang berguna bagi orang tua nusa dan bangsa. “Serta menjadi Pendekar Ing Bongso,” harapnya.

Ia juga berharap karyanya ini dapat mewarnai kesenian di Kudus dan bisa memacu kesenian di Kudus lebih maju. “Memacu kesenian lebih banyak yang menciptakan bukan hanya cover karya orang lain, dan harapan utama saya adalah seniman di Kudus lebih dihargai. Mengingat masyarakat Kudus melihat  seniman hanya dipandang sebagai hobi bukan profesi,” pungkasnya. (*)

Baca juga : 

Unik dan Punya Warna Nyentrik, Pisang Merah Kaya Manfaat untuk Kesehatan Mahasiswa UIN Walisongo Lulus KKN Bersama Relawan Jepang dan Rusia Manfaat Hingga Mitos Infused Water Bagi Kesehatan

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter

Redaktur : Dwifa Okta

The post Memilih Seni Sebagai Nafas Hidup appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.