Maulida Ariviani Lebih Fokus Menjadi Pebisnis Selama Pandemi

pada Sabtu, 25 Juli 2020
  • Berita Online

Kudus, Mitrapost.com – Maulida Ariviani (30) menceritakan pengalamannya yang memilih meninggalkan profesinya sebagai guru Madrasah Aliyah (MA) dan menekuni bisnisnya.

Ribbie Konveksi adalah tempat usaha yang sudah Ia rintis sejak tahun 2010. “Ya awalnya jual bros pas kuliah, ” katanya saat ditemui di kediamannya Sabtu (25/07/2020).

Perempuan yang sering disapa Arik tersebut lebih memilih menekuni bisnisnya sebab Ia percaya restu dari suaminya itu yang utama. “Suami sebenarnya lebih mendukung saya bekerja di rumah sambil mengasuh dan lebih dekat dengan anak-anak,” ceritanya.

Ia membenarkan bahwa di tahun 2013 dia sudah menjadi guru di salah satu Madrasah Aliyah (MA) terkenal di Kudus. Namun, saat bulan Februari 2020, Ia memutuskan untuk keluar dan lebih fokus ke bisnisnya. “Sebulan setelah keluar, tiba-tiba heboh ada virus corona yang masuk ke Indonesia,” jelasnya.

Terletak di Dukuh Pedak Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus, selama masa pandemi virus Covid-19, Ribbie konveksi sempat kewalahan dalam mengontrol pesanan. Hingga mencapai puluhan ribu pesanan. “Banyak pesanan masker dari Madura. Ada juga pesanan dari beberapa pabrik dan dari luar kota Kudus,” tuturnya.

Baca juga : Kemenag Rembang Akan Awasi Secara Ketat Pelaksanaan Kurban

Produksi masker dari Ribbie dipasarkan di seluruh wilayah Indonesia. “Tapi kalau ke Papua, kami belum berani. Soalnya mahal di ongkos kirimnya,” imbuhnya.

Di masa pandemi ini, bisa dikatakan Arik mampu meraup keuntungan dua kali lipat dari sebelumnya. Selain masker, Ia juga masih aktif memproduksi barang-barang yang lain. Seperti mukena, seprei, bantal souvenir dan sebagainya. “Sekarang juga banyak yang pesan souvenir bantal untuk kado. Tapi untuk masker, sekarang sedang menghabiskan stok yang masih ada,” ucapnya.

Arik merupakan seorang perempuan yang tangguh. Sejak dibangku perkuliahan Ia selalu punya ambisi yang kuat. Dia selalu memiliki target dalam menjalankan bisnisnya. Meskipun itu hanya sebuah barang sederhana. “Saya dulu pas kuliah selalu punya target. Pas itu saya jualan bros, jadi target saya mahasiswa di fakultas saya harus memakai bros saya semua. Kalo sudah, nanti harus punya target lebih besar lagi,” kenangnya menceritakan kisahnya itu.

Baca juga : 700 Juta Anggaran BLK Pati Direfocusing untuk Penanganan Covid-19

Selama menjalankan bisnisnya itu pula, Arik selalu dibantu oleh pacarnya yang sekarang telah menjadi suaminya. “Sejak dulu saya dibantu pacar saya yang sekarang jadi suami saya, ” katanya sambil tertawa.

Sejak menikah dan memiliki bisnis, Ia bersama suami juga membuka Out of Class Learning (OCL) bagi para anak-anak yang ingin melihat cara produksi pakaian. Dan banyak sekolah yang sudah pernah mengikuti kegiatan tersebut. “Sebelum pandemi banyak sekolah yang mau mengadakan OCL di sini. Di bulan Juni biasanya ada, tapi karna corona, jadi dibatalkan,” jelasnya.

Selama pandemi virus ini, Ia juga mengalami masa yang sulit. Dimana Ia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memasarkan barang jualannya. “Kan penjual di pasar banyak yang bingung memasarkan. Karena banyak orang yang takut ke pasar. Akhirnya mereka minta bantuan untuk memasarkan ke saya. Alhamdulillah bisa terjual banyak,” terangnya.

Sebab baginya, seorang pebisnis harus mampu mengerti cara pemasaran. “Banyak orang yang bisa membuat barang, tapi tidak bisa memasarkan itu percuma. Jadi lebih sering update foto di media sosial, promosi itu penting,” tegasnya. (*)

Baca juga : 

Gus Ubaid : Guru, Penulis dan Perlawanan Sosok KH Nur Rohmat dimata Putranya Soesilo Toer, Penulis dan Pemulung Bahagia

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter

Redaktur : Dwifa Okta

The post Maulida Ariviani Lebih Fokus Menjadi Pebisnis Selama Pandemi appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.