Moderasi Beragama yang Tertanam dalam Adat Sedekah Bumi Desa Cabak

pada Minggu, 19 Juli 2020
  • Berita Online

Moderasi Beragama yang Tertanam dalam Adat Sedekah Bumi Desa Cabak

TLOGOWUNGU, PATINEWS.COM

Dilihat dari sudut pandang perdagangan internasional, Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang akan bertransformasi menjadi negara maju.

Indonesia sendiri merupakan negara majemuk yang terdiri dari kurang lebih 300 etnis dan lebih dari 1000 suku bangsa dan menganut 6 agama menurut BPS tahun 2010.

Kemajemukan tersebut rentan akan pertikaian antar suku yang satu dengan suku yang lain begitupun antar agama. Salah satu penyebab perpecahan antar agama sendiri kurang adanya saling toleransi antar umat agama, di era yang serba maju sekarang ini di kenal sebuah istilah modernisasi agama.

Apakah moderasi agama itu ? moderasi agama ini sendiri diartikan sebuah kemajuan atau perubahan masyarakat dalam bidang keagamaan dan kepercayaan menjadi toleran antar sesama suku,ras, tapi tidak mengabaikan nilai keagamaan dari hal itu sendiri.

Salah satu contoh moderasi agama saat ini yaitu adanya sebuah istilah sedekah bumi atau bersih desa. Sedekah bumi atau bersih desa ini merupakan suatu adat wadah ekspresi rasa syukur masyarakat akan pemberian  rezeki dari Tuhan yang Maha Esa melalui bumi berupa segala bentuk hasil bumi seperti padi, ketela, jagung sayur-sayuran dan buah-buahan lainnya.

Salah satu contoh penerapan sedekah bumi/ bersih desa yang dilakukan di desa Cabak Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.

Dimana acara ini dilakukan pada setiap hari sabtu kliwon(istilah hari jawa) di bulan apit (istilah bulan jawa) dalam acara ini hal yang sangat menarik dan mencolok yaitu adanya kegiatan dimana semua warga desa Cabak, mempersilahkan semua orang yang berdomisili diluar desa baik orang yang dikenal maupun tak dikenal bisa melakukan adanya silaturahim dan disetiap orang yang bertamu walaupun tidak dikenal tetap dipersilahkan dan bagi setiap warga yang mempunyai acara tersebut selalu memberikan jamuan pada tamu yang berkunjung hal tersebut dilakukan karena warga mewujudkan rasa syukurnya atas rezeki yang mereka terima agar bisa dinikmati oleh orang lain.

Acara tersebut tetap dilakukan secara berkesinambungan dari zaman nenek moyang sampai sekarang. Acara tersebut dilakukan oleh setiap warga tanpa memandang ras, suku ataupun agama.

Hal ini dapat diartikan adanya sebuah praktik moderasi beragama lebih spesifiknya suatu sikap tolerasi dalam kemasyarakatan.

Berikut beberapa tips yang bisa kita ajakan di dalam keluarga ataupun sekitar:

Bersikap baik kepada semua orang (good attitude) Hal ini merupakan suatu praktik memperlakuakan setiap orang dengan baik tanpa memandang apapun. Menjadi teladan dalam keluarga maupun pemimpin bermasyarakat atau yang biasa digaungkan yakni Tut Wuri Handayani Saling melindungi Maksud dari saling melindungi adalah kita semua wajib menerapkan sikap tenang, damai dan indah dalam adanya menjaga toleransi beragama dimana kita harus melindungi satu sama lain untuk menciptakan adanya rasa tersebut Tak kenal maka tak sayang Menerapkan sikap tak kenal maka tak sayang kepada semua orang agar kita lebih mengetahui dan mengenali sesama antar agama agar saling menerima dan memahami satu sama lain Rayakan perbedaan Maksud dari hal ini jangan jadikan sebuah perbedaan menjadi boomerang bagi kita tapi ubahlah pebedaan itu menjadi sebuah kekuatan supaya kita lebih maju di bidang apapun.

Saling berbagi sebuah keceriaan dan kebahagiaan saat adanya acara tertentu ataupun dalam segala hal agar kita semua mampu hidup berdampingan dan rukun. Untuk itu marilah kita saling bertoleransi antar ras, etnis, dan agama agar tercipta hidup aman dan tentram.

(*/ M Adib).

Baca artikel lengkap Moderasi Beragama yang Tertanam dalam Adat Sedekah Bumi Desa Cabak