Angka Stunting di Pati Turun 4,8%

pada Rabu, 15 Juli 2020
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Dalam rangkat penekanan angka stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati menggelar rapat koordinasi (rakor) Rembug Stunting yang digelar di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (15/7/2020).

Kegiatan yang dimotori oleh Bappeda Pati ini diikuti oleh kepala OPD, camat serta 12 desa yang menjadi lokus dalam penanganan stunting. Mengingat masih dalam kondisi pandemi, acara tersebut dihadiri terbatas sebanyak 30 peserta sedangkan sisanya mengikuti melalui video conference.

Kepala Bappeda Pati Pujo Winarno dalam laporannya mengatakan tujuan dilaksanakannya rembug stunting di tengah masa pandemi covid – 19 ialah untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting di Kabupaten Pati.

“Kemudian untuk mendeklarasikan komitmen bersama pemerintah daerah dan menyepakati rencana intervensi penurunan stunting terintegrasi. Membangun komitmen publik dalam penurunan stunting secara terintegrasi yang terjadi di Kabupaten Pati”, jelasnya.

Adapun materi yang disampaikan dalam rakor rembug tersebut yaitu penanganan stunting di era covid – 19, analisis program penurunan stunting, rancangan program kegiatan dan peluang lintas sektor, serta penjelasan stunting.

“Kegiatan rakor rembug ini merupakan salah satu dari 8 rangkaian aksi pencegahan konfergensi stunting”, imbuhnya.

Sementara, Bupati Pati Haryanto berikan arahan mengatakan bahwa rakor rembug ini digelar dalam rangka menindak lanjuti berbagai pertemuan pembahasan penurunan stunting yang selama ini telah dilaksanakan.

“Mulai dari tahun 2019, presentasi angka stunting kita sebanyak 38,5%. Sehingga kita selalu berupaya melakukan koordinasi – koordinasi untuk melakukan penurunan stunting. Sedangkan OPD yang bersangkutan melakukan tugasnya masing – masing sesuai bidangnya. Saling menunjang dan yang terpenting ialah Dinas Kesehatan Kabupaten Pati”, paparnya.

Untuk hasil yang telah ditemukan di lapangan, lanjut Bupati, berhasil menekan angka stunting hingga 4,8%. Meski Kabupaten Pati penanganannya lebih baik dibanding dengan daerah lain, namun Bupati berharap jangan sampai segala upaya yang dilakukan berhenti disini.

“Apabila usaha yang dilakukan berhenti disini, dikhawatirkan apa yang menjadi target telah tuntas, namun malah muncul hal yang lain”, tegasnya.

Oleh karena itu, Bupati berpesan kepada pihak desa agar tetap mengalokasikan DD untuk penanganan stunting, meskipun desa tersebut tidak ada kasus stunting. Dengan harapan masyarakat terjamin kesehatannya.

Untuk diketahui bahwa desa – desa yang menjadi lokus penanganan diantaranya ialah Desa Bogotanjung, Mulyoharjo, Langenharjo, Bungasrejo, Klakahkasihan, Karangrejo, Mantingan dan seterusnya.

“Sebab stunting ini kan awalnya dari ibu hamil, gizinya kurang dan setelah lahir penanganannya kurang baik”, pungkasnya.

Dengan demikian, guna mengatasi stunting tersebut, tidak dapat dilakukan secara sendiri – sendiri, melainkan dengan kebersamaan oleh semua pihak. (Er).

The post Angka Stunting di Pati Turun 4,8% appeared first on Seputar Muria.