Ratusan Seniman Gelar Aksi Damai dan Doa Bersama di Alun – Alun Pati

pada Kamis, 09 Juli 2020
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Alun – alun Pati hari ini, Kamis (9/7/2020) dipadati ratusan seniman yang tergabung dalam Perhimpunan Penggiat Kesenian Kabupaten Pati. Tujuan mereka yaitu menggelar aksi damai menuntut Pemerintah Kabupaten Pati memberikan izin penyelenggaraan pementasan terbuka.

Untuk diketahui, sejak pertengahan Maret lalu hingga hari ini, para seniman pertunjukan tidak bisa menggelar pentas karena tidak mendapat izin. Padahal mestinya bulan Syawal, Apit (Dzulqo’dah), dan Besar (Dzulhijjah) adalah masa panen bagi para seniman pertunjukan, di antaranya ketoprak, wayang, tayub, dan orkes melayu. Akibat tidak mendapat izin, para seniman kehilangan sumber penghasilan.

Aksi para seniman diawali dengan orasi, dilanjut doa bersama di Alun-Alun Pati. Kemudian dilanjut pemotongan tumpeng. Setelah itu, sepuluh orang perwakilan seniman memasuki Sekretariat Daerah Kabupaten Pati untuk beraudiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Winarto. Sementara, massa seniman menunggu di area alun-alun.

“Kami perwakilan dari seniman Pati ingin bekerja. Tolong beri kami kesempatan. Tolong beri izin. Kami akan ikut peraturan, tapi berikan solusi untuk kami. Kami butuh makan, Pak!” ungkap Yeyen penuh emosional di hadapan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pati Susanto di tengah jalannya aksi. Yeyen adalah seorang seniwati ketoprak.

Diakuinya, sejak adanya pandemi, dia tidak memiliki sumber penghasilan lain di luar kesenian. Ia merasa kondisi perekonomiannya terpuruk di tengah kondisi ini. Selain itu, ia mempertanyakan kenapa pasar-pasar dan pertokoan diizinkan buka. Padahal, menurutnya, para pekerja seni juga sanggup mematuhi protokol kesehatan seandainya diberi izin pentas.

Senada, Suryanto Genjik, seorang komedian asal Dukuh Kaliampo, Desa Wangunrejo, Kecamatan Margorejo, mengaku kondisi perekonomiannya terpuruk.

“Untuk makan saja sulit. Bagaimana (nasib) anak-anak kami. Sudah empat bulan saya tidak bekerja. (Jadwal pentas) selalu dibatalkan. Tolong beri saya kesempatan untuk pentas. Saya juga siap taat peraturan,” tegas dia.

Sekira pukul 14.00, audiensi berakhir dan massa seniman yang berkumpul di alun-alun diminta membubarkan diri.

Sementara, ketika diwawancarai di Gedung Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) pada Rabu (8/7/2020) malam, Kepala Disdikbud Pati mengungkapkan, Pemkab Pati bukan melarang panggung terbuka, melainkan hanya menunda.

“Pada saatnya nanti, ketika keadaan sudah membaik, kesempatan akan diberikan sesuai perkembangan situasi. Sekarang ini kesehatan rakyat Pati jadi pertimbangan utama,” ucap dia.

Sebagai langkah upaya tindak lanjut, pemerintah daerah melalui Disdikbud memberi alternatif bagi para seniman untuk tetap unjuk karya dan mendapat penghasilan. Alternatif yang dimaksud ialah Parade Seni Pertunjukan Virtual yang digelar di Gedung SKB Pati dan disiarkan melalui saluran Youtube “Mitra Budaya Pati”. Pagelaran seni virtual ini digelar tiga hari dalam sepekan.

“Sehingga kegiatan mereka tersalurkan, juga kesejahteraannya kita perhatikan dari pementasan virtual ini. Jadi, berbagai kelompok kesenian yang ada silakan mendaftar, nanti kami jadwalkan untuk tampil. Kalau sudah rata tampil semua, dan mau tampil lagi, akan kami perhitungkan lagi. Pementasan ini akan terus berlangsung sesuai kebutuhan dan kondisi. Belum dibatasi berapa seniman yang dilibatkan,” papar Winarto.

Untuk diketahui, dalam pagelaran seni virtual ini, Disdikbud Pati menganggarkan Rp 115 juta. (Er)

The post Ratusan Seniman Gelar Aksi Damai dan Doa Bersama di Alun – Alun Pati appeared first on Seputar Muria.