Selasa malam (7 Juli 2020) Satgas NU Peduli Covid-19 dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kabupaten Pati, menyelenggarakan Webinar bertema “Kesiapan Pesantren di Kabupaten Pati Menghadapi Era Adaptasi Kebiasaan Baru dari Tinjauan Teknis dan Kebijakan”.
Webinar itu disiarkan langsung melalui Zoom Meeting dan Youtube Cantrika Foundation, juga mengundang Hartotok, pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, pengurus RMINU Pati, H Liwa Uddin, dan dimoderatori Adimas Ramadhan, hadir pula perwakilan dari Pemkab Pati , H Mukhtar.
Acara itu digelar untuk membahas persiapan menghadapi tatanan normal baru (new normal), di Pondok Pesantren di Pati.
“Utamanya berada dalam kawasan aman dari Corona (Covid-19), mempunyai izin operasional dari Kemenag atau berbadan hukum, telah membentuk tim gugus tugas penanganan Covid-19 di pesantren, bersedia melaksanakan protokol kesehatan,” terang Hartotok.
Ia menjelaskan beberapa persiapan yang harus dilakukan santri sebelum kembali ke pesantren. Antara lain, santri harus memeriksakan diri ke Puskesmas, membawa masker minimal 10 buah, membawa peralatan shalat yang mudah untuk dicuci, membawa alat makan, alat mandi, dan hand sanitizer untuk keperluan pribadi.
Pihak pesantren, lanjutnya, juga wajib melakukan berbagai hal dalam mencegah penyebaran virus di lingkungan pesantren. Pesantren harus mengkoordinasikan dengan tim gugus tugas Covid-19 di pesantren.
“Kemudian menyusun jadwal kedatangan santri. Menjamin lingkungan pesantren bersih dan sudah dilakukan penyemprotan. Memberikan perhatian khusus bagi santri yang masuk dan keluar,” sambung Totok.
Sementara itu, Tenaga ahli kesehatan lingkungan, Ahmad Qosim, menyebutkan akan dibentuk satgas pesantren dan pos pesantren untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.
“Karena penyebaran virus di Kabupaten Pati sudah semakin menurun,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, Selasa (7/7) kemarin sekitar tujuh pesantren telah diberikan izin untuk membuka dan aktif kembali oleh pemerintah daerah Pati. Antara lain, Pesantren Raudlatul Ulum Guyangan, Maslakul Huda Kajen, Raudlatul Falah Gembong, Al-Hamidiyah Bulumanis, Yanbu’ul Qur’an Wedarijaksa, dan Mansajul Ulum Cebolek.
Pihaknya berharap, masyarakat ikut membantu untuk melancarkan berlangsungnya kegiatan mengaji di pesantren.
“Mumpung pesantren masih bisa menerima titipan kita,” terangnya.
(*)
Baca artikel lengkap 7 Ponpes di Pati Aktif Kembali, NU Gandeng Dinkes Terapkan Protokol Kesehatan