Tersindir Karena Quote di Medsos, Sri Antini Mendedikasikan diri Sebagai Filantropis

pada Rabu, 08 Juli 2020
  • Berita Online

Pati, Mitrapost.com – Tersindir dengan quote di media sosial ‘buat apa salat, puasa dan ngaji, kalau sehari-hari cuma ketemu bantal?’ membuat Sri Antini tergugah menjadi seorang filantropis. Ada cerita panjang sebelum wanita 46 tahun ini tergerak dan mendedikasikan diri sebagai filantropis.

Lima tahun lalu, wanita yang akrab disapa Aan ini sedang dirundung pemasalahan pribadi hingga membuatnya stres. Kondisi ini membuat kegiatannya monoton dan terasa hampa dan jauh dari kehidupan sosial-kemanusiaan.

“Saat itu sepulang kantor kerjanya cuma tiduran atau mainan HP sampai pagi. Bangun cuma untuk salat saja,” aku Aan yang juga menjadi Staf Sekretariat DPRD Kabupaten Pati.

Meskipun merasa kegiatannya tidak bermanfaat, namun saat itu ia masih belum tergerak. Bahkan ketika ia membaca informasi tentang kegiatan sosial berbagi nasi dari sebuah organisasi sosial, ia masih mengabaikanya.

Namun, time line media sosial yang hampir selalu menampilkan kegiatan filantropisme akhirnya membuat hatinya terketuk dan memutuskan untuk terjun dengan para filantropis lainnya untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Baca juga: Soesilo Toer, Penulis dan Pemulung Bahagia

Sejak saat itu, Aan mengakui menemukan kedamaian hati. Berbagi pada sesama justru menjadi obat bagi stres dan sumpek hatinya. Hingga saat ini pun, ia masih aktif menyisihkan waktu dan uang untuk kegiatan kemanusiaan.

Aan tergabung dalam dua organisasi filantropi, yakni Ayo Berbagi Pati (ABP) dan Sedekah Rombongan (SR). Kediamannya yang berada di Kelurahan Parenggan RT 4 RW 1 menjadi basecamp ABP. Di sanalah ia dan rekan-rekan sekelompoknya kerap berkumpul untuk mengorganisasikan kegiatan-kegiatan sosial ini.

Melalui kedua organisasi filantropi yang ia ikuti, dirinya aktif terlibat dalam 25 hingga 30 jenis kegiatan sosial kemanusiaan. Diantaranya membagikan makanan bagi kaum duafa, bedah rumah, menyantuni lansia, hingga memfasilitasi pengobatan bagi duafa yang sakit.

Melalui perjumpaannya dengan banyak orang yang membutuhkan uluran tangan, Aan mengalami banyak pengalaman emosional yang menggetarkan. Ia berkisah, ia pernah merasa amat terharu ketika bertemu seorang penghafal Alquran yang diuji dengan sakit parah. Perjumpaan itu terjadi pada 2015.

“Namanya Siti Fatimah. Usianya sekira 27 ketika itu. Badannya melepuh semua sampai tidak bisa berdiri. Pertama lihat keadaannya, saya menangis. Kemudian saya bersama teman-teman membantu pengobatannya di RS Kariadi Semarang. Ketika melihat ia bisa sembuh, saya menangis lagi. Saya bahagia untuknya,” tutur Aan.

Baca juga: Pataba, Perpustakaan Pribadi yang Menjelma Penerbitan

Menurut Aan, menolong banyak orang lain juga menjadi jalan rezeki tersendiri baginya. Ia menyebutnya ‘manajemen langit’. Ketika kamu banyak membantu orang, akan banyak pertolongan Tuhan untukmu.

“Terkadang saya tidak menyangka. Kok bisa saya sekolahkan anak-anak sampai lulus. Tapi saya yakin itu manajemen langit,” tutur ibu dua anak ini.

Dari banyaknya kegiatan sosial yang ia dan rekan-rekannya jalankan, Aan menegaskan tidak pernah meminta-minta donasi dengan mengajukan proposal.

“Kami cuma pakai medsos. Tapi alhamdulillah donatur kami menyebar sampai negara-negara luar, antara lain Tokyo, Hongkong, Skotlandia, dan Belanda. Rata-rata per bulan ada Rp 10-12 juta donasi yang masuk ke rekening ABP untuk kami salurkan pada yang membutuhkan,” ungkap dia.

Bagi Aan, berbagi telah menjadi bagian hidupnya. Aan mengatakan, dirinya ingin terus menjalani hidup dengan menebar manfaat. (*)

Baca juga: 

Dewan Pati Dorong Pemerintah Kurangi Harga Rapid Test 295 Penyandang Disabilitas di Rembang Dapat Bantuan Khusus Wabup Safin Ajak Masyarakat Pati Tetap Produktif di Fase New Normal

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur : Ulfa PS

 

The post Tersindir Karena Quote di Medsos, Sri Antini Mendedikasikan diri Sebagai Filantropis appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.