WARTAPHOTO.NET. PATI – Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa serta Ketua PP Muslimat NU Arifatul Choiri Fauzi, menghadiri Istighotsah Kubro di Gedung Pimpinan Cabang Muslimat NU Kabupaten Pati, Minggu (29/6/2025). Adapun acara tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Ke-79 Muslimat NU sekaligus Peringatan Tahun Baru 1447 Hijriah.
Dalam kegiatan itu, dikemukakan gagasan kolaborasi antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) dan Muslimat NU untuk mengatasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masih sering terjadi di Indonesia.
Arifatul Choiri Fauzi menjelaskan, berdasarkan hasil survei secara nasional pada 2024, satu dari empat perempuan pernah mengalami kekerasan. Sementara kasus kekerasan terhadap anak, menurutnya lebih memprihatinkan lagi.
“Berdasarkan hasil survei nasional tentang pengalaman hidup anak dan remaja 2024 yakni satu dari dua anak Indonesia pernah mengalami kekerasan,” kata wanita yang juga menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ini.
Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi memberikan sambutan di hadapan ribuan Muslimat NU Pati, Minggu (29/6/2025)Ia juga membeberkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI-PPA) yang menunjukkan peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Yakni, pada Januari hingga 28 Juni tercatat sudah ada 13.845 kasus.
“Mayoritas kasus kekerasan seksual yang terjadi dalam rumah tangga. Pelakunya tak jarang adalah anggota keluarga inti,” ucap Arifatul Choiri.
Menteri PPPA ini pun merasa bahwa pihaknya harus menjalin kolaborasi untuk menyelesaikan persoalan ini. Ia menyebut, sebagaimana yang disampaikan Presiden Prabowo, bahwa tidak ada satupun kementerian/lembaga yang bisa sukses sendiri tanpa adanya sinergi dan menjalin kolaborasi.
“Di sini kami melihat kerja nyata Muslimat NU dalam melakukan pendampingan dan penyapaan masyarakat. Maka ketika kami bergandengan tangan menyelesaikan persoalan, mudah-mudahan bisa memberikan solusi terbaik. Ini juga akan kami lakukan dengan ormas lain,” ungkap Arifah.
Gubernur Jatim Khofifah saat memberikan tausiyah kepada Muslimat NU Pati, Minggu (29/6/2025)Sementara itu Khofifah Indar Parawansa, menuturkan bahwa Muslimat NU sudah mengambil langkah nyata dalam membantu menyelesaikan persoalan yang sudah berlangsung lama ini. Pihaknya telah bekerjasama dengan Kementerian Hukum untuk mencetak 2.500 paralegal dari kader Muslimat NU. Hal ini guna memperluas jangkauan bantuan hukum kepada masyarakat, khususnya mereka yang termarginalkan.
“Terkait persoalan kekerasan ini, kelihatannya kita memang harus turun secara lebih substantif, tapi di Muslimat kan sedikit sekali pakar hukumnya. Oleh karena itu kami kemudian MoU dengan BPHN (Badan Pembinaan Hukum Nasional),” kata wanita yang merupakan Gubernur Jawa Timur ini.
Khofifah menjelaskan, ribuan kader Muslimat NU tersebut saat ini tengah magang setelah sebelumnya mengikuti proses pelatihan materi dasar. Setelah itu, bakal dilanjutkan dengan tahapan post test, di mana mereka akan mendapat sertifikasi paralegal internasional.
“Sekarang juga berproses untuk paralegal yang litigasi, kalau ini kan paralegal yang non litigasi. Artinya kami berharap akan memiliki badan-badan konsultasi hukum yang bisa diakses masyarakat secara probono,” pungkas dia.
Reporter : Putra Editor : Revan Zaen