WARTAPHOTO.net.PATI. Bupati Pati Sudewo, meninjau langsung progres renovasi Pendopo Kemiri pada Sabtu (28/6). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan proses renovasi berjalan sesuai rencana, mengingat kondisi bangunan terakhir diperbaiki pada tahun 2010 dan kini mengalami banyak kerusakan.
“Kali ini saya meninjau renovasi Pendopo Kemiri. Kondisinya sudah sangat memprihatinkan, jadi tahun ini kita renovasi total,” ujar Sudewo.
Renovasi, menurut Sudewo meliputi penggantian genteng dan reng pada pendopo utama, perbaikan aula belakang, kamar mandi, tempat wudhu, hingga penataan Genuk Kemiri dan halaman di dekat makam Adipati Kembang Joyo.
“Kawasan ini dirancang menjadi lebih indah dan mudah dirawat”, tutur Bupati.
Sudewo juga menyampaikan terima kasih atas dukungan para kepala desa dan perangkat desa.
Ia menegaskan bahwa perbaikan ini tidak hanya untuk pelestarian, tetapi juga sebagai penghormatan terhadap jasa besar Adipati Kembang Joyo, tokoh pendiri Kabupaten Pati.
“Pendopo Kemiri akan menjadi destinasi wisata andalan dan juga sebagai rasa hormat kami kepada Adipati Kembang Joyo yang sangat berjasa bagi Kabupaten Pati,” tegasnya.
Cikal Bakal Kabupaten Pati
Konon situs ini merupakan cikal bakal Kabupaten Pati yang berdiri pada tahun 1294 Masehi. Situs Kemiri berada di Desa Sarirejo Kecamatan Kota. Ketika memasuki lokasi kita akan disambut beringin besar kemudian masuk ke sebuah pelataran pendapa Situs Kemiri.
Genuk Kemiri lokasinya di paling belakang. Berada di dalam sebuah bangunan rumah kecil. Di sekitar Genuk Kemiri dikelilingi banyak pepohonan yang rindang.
Ada beberapa peninggalan yang terdapat di situ tersebut. Di antaranya adalah ringin kurung (terdapat di depan pendapa lama Kabupaten Pati), pendapa lama Kabupaten Pati, Genuk Kemiri (terdapat dalam bangunan cungkup terletak di belakang pendapa lama).
Genuk ini konon menurut cerita adalah genuk milik sesepuh dari Kemiri yang pada saat Kembangjoyo membuka alas Kemiri.
Juru Kunci Situs Genuk Kemiri Legiman (70) mengatakan cerita tentang Genuk Kemiri diawali tahun 1294 Masehi. Menurut Legiman kondisi di sekitar Genuk Kemiri saat itu masih berupa hutan belantara.
“Diawali tahun 1294, waktu tahun itu masih berbentuk hutan belantara tidak seperti ini. Setelah kedatangan seorang yang nama Raden Kembangjoyo, dia berusaha untuk menebang hutan-hutan di sini atau babat alas untuk mendirikan sebuah kerajaan atau kadipaten,” ujar Legiman.
Legiman mengatakan jika kadipaten tersebut awalnya belum memiliki nama.
“Setelah jadi sudah bagus belum ada namanya. Namanya apa belum bisa menyebutkan,” jelasnya.
Kemudian, suatu ketika ada seorang pasangan suami istri yang bernama Kiai dan Nyai Cekong berjualan dawet. Dawet itu ditaruh dalam sebuah genuk. Suatu hari Raden Kembangjoyo melakukan perjalanan ke hutan. Raden Kembangjoyo melihat ada warga yang berkumpul bersama minum dawet.
“Suatu hari Raden Kembang Joyo menemukan segerombolan orang minum dawet, Kembangjoyo berhenti tanya kepada Nyai, dijelaskan semua orang di sini minum dawet yang ia buat. Dawet itu yang dibuat dari apa semua, Nyai Cekong menjelaskan dawet dibuat dari pati sama santen,” terang Legiman.
Sejak saat itulah Raden Kembang Joyo bersabda bahwa daerah ini diberikan nama Kadipaten Pati Pesantenan.
Reporter: Anton
Editor: Revan Zaen