WARTAPHOTO.net. MURIA RAYA – Tahun Baru Hijriyah atau memasuki 1 Suro bagi orang jawa biasanya menjadi momentum yang diperingati dengan ritus tertentu. Di daerah seperti Pati, Kudus, Rembang, dan Jepara, ada beragam acara dan ritual yang menarik memadukan tradisi Jawa dan nilai-nilai Islam.
Berikut beberapa di antaranya:
PATI – Mandi di Kolam Mbah Mutamakkin
Setiap malam 1 Suro, masyarakat Kajen, Pati, Jawa Tengah, merayakan tradisi yang penuh makna dan kebersamaan. Tradisi tersebut adalah mandi di kolam Mbah Mutamakkin. Kolam Mbah Mutamakkin terletak di kompleks makam Mbah Mutamakkin, seorang tokoh agama yang sangat dihormati di Kajen, pati.
Pada malam 1 Suro, para santri dan juga warga dari berbagai desa di Pati datang berbondong-bondong untuk menjalani ataupun menyaksikan ritual mandi di kolam tersebut.
Tradisi mandi di kolam ini berlangsung dari pukul 23.00 WIB sampai 03.00 dini hari. Mereka percaya bahwa air dari kolam ini memiliki kekuatan yang bisa membersihkan dari penyakit kulit dan menyehatkan, serta membawa berkah dan keselamatan di tahun yang baru.
KUDUS – Kirab Tebokan Kirab Jenang
Kirab tebokan ini dilaksanakan di Desa Kaliputu, Kudus. Mulai start pertigaan lampu merah Kaliputu kemudian menuju ke Selatan, dipertigaan makam Sedo Mukti lalu menuju ke Balai Desa Kaliputu.
Dalam tradisi itu, warga berbaur dan memamerkan hasil kreativitas mereka dalam menghias dan membentuk jenang. Jenang-jenang itu mereka susun di atas tebokan atau tempat jenang yang terbuat dari anyaman bambu besar berisi jenang. radisi tebokan merupakan simbol untuk mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas keberhasilan masyarakat di bidang usaha jenang yang diperingati bertepatan dengan peringatan Tahun Baru Islam (Muharram)
REMBANG – Ruwatan dan Jamasan Keris di Lasem
Ruwaran dan jamasan keris ini biasanya menyambut malam 1 syuro. Ini melibatkan prosesi pembersihan diri dan pusaka dengan air kembang.
Ruwatan ini memiliki makna pembersihan. Bahwa, manusia memiliki kekotoran dalam pikiran maupun di dalam hati. Sehingga hal tersebut perlu dibersihkan melalui ruwatan.
Ruwatan ini biasanya dilaksanakan di rumah Ernantoro, sesepuh Kumpulan Jawa yang berada di Desa Gedongmulyo, Lasem.
JEPARA – Ritual Mandi (Padusan) di Sendang Bidadari
Ritual padusan ini dilaksanakan di Sendang Bidadari Di Desa Daren, Nalumsari, Jepara. Waktunya adalah malam 1 Suro.
Ritual di Sendang Bidadari adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar Sendang Bidadari, khususnya pada malam 1 Suro (malam tahun baru dalam kalender Jawa). Masyarakat meyakini bahwa air sendang tersebut memiliki kekuatan spiritual dan berkah, sehingga mereka melakukan berbagai ritual seperti mandi (padusan), wudhu, atau hanya sekadar membasuh muka dengan air sendang tersebut. Ritual mandi di sendang ini dipercaya dapat membersihkan diri secara fisik dan spiritual, serta membawa keberkahan.
Masyarakat percaya bahwa air yang mengalir deras dari petilasan Jaka Tarub ini dapat membuat awet muda.
Joko Tarub dikenal sebagai seorang pengembara dari kerajaan Mataram. Dikisahkan ketika Jaka Tarub sampai di sebuah bukit di suatu Desa (sekarang bernama Desa Daren), Joko Tarub mendengar suara burung. Ia langsung ingin menangkapnya. Tapi, ketika mengendap-endap ingin menangkap, justru dia mendengar suara percikan air dan suara beberapa wanita yang sedang mandi di sebuah kolam yang oleh masyarakat sekitar sering disebut sendang.
Setelah dilihat, ternyata ada puluhan bidadari yang sedang mandi. Lantaran penasaran, Joko Tarub mengambil selendang salah satu bidadari tersebut. Kebetulan yang diambil merupakan selendang milik salah satu bidadari bernama Nawang Wulan.
*wartaphoto.net