WARTAPHOTO.NET. PATI – Warga Dukuh Bogorame, Desa Bogotanjung, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, punya tradisi unik dalam rangkaian sedekah bumi, yakni “Perang Nasi”. Tradisi ini dilaksanakan di punden atau petilasan leluhur desa setempat, pada Kamis (22/5/2025).
Dari pantauan Wartaphoto di lokasi, sejak pukul 09.00 WIB warga mulai berkumpul di kompleks punden. Mereka membawa nasi berkat lengkap dengan lauk pauknya.
Para warga itu menunggu kedatangan arak-arakan kirab gunungan hasil bumi. Adapun kirab tersebut dimulai dari kediaman kepala desa setempat dan diiringi oleh kesenian barongan.
Sesampai di depan punden, gunungan berisi sayuran seperti kacang panjang, wortel, hingga terong, diperebutkan oleh warga. Ratusan warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan sayuran dari tujuh gunungan yang dikirab.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit di area punden. Tidak berlangsung lama, pertunjukan itu berdurasi sekira 20 menit.
Usai pegelaran wayang, kegiatan dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin sesepuh desa. Setelah itu, warga mulai menggelar perang nasi.
Perang nasi dimulai ketika kepala desa beserta perangkat dan dalang wayang kulit keluar dari area punden. Mereka dilempari nasi oleh warga.
Lalu, warga saling lempar nasi satu sama lain. Tak ada satu pun warga yang luput dari sasaran lemparan. Mulai dari anak-anak, para remaja, orang dewasa, hingga orang tua tampak antusias saling lempar-lemparan nasi yang mereka bawa dari rumah.
Kepala Desa Bogotanjung, Budiharto, mengatakan bahwa tradisi Perang Nasi ini sebagai tanda syukur atas melimpahnya hasil bumi yang didapatkan oleh warga. Menurut dia, tradisi ini bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat, yakni sebagai simbol keseimbangan alam dan kehidupan.
“Tradisi seperti ini ada mulai nenek moyang, kita meneruskan. Kalau sejarahnya tawuran nasi kita menandakan kalau (hasil bumi) sudah berlebihan (melimpah). Biar bumi bisa merasakan, akhirnya ditabur-tabur. Istilahnya bukan cuma kita yang merasakan hasil bumi, tapi bumi juga ikut merasakan,” kata dia usai kegiatan.
Menurut Budiharto, warganya mempercayai jika terkena lemparan nasi maka akan mendapat keberkahan.
“Tidak ada yang marah kalau terkena lemparan. Tradisi orang sini, kalau kena lemparan itu berkah. Ini kepercayaan,” ucap dia.
Ia pun berharap, usai digelarnya tradisi ini, hasil bumi di Bogotanjung menjadi semakin melimpah. Budiharto juga berdoa kepada Tuahan Yang Maha Esa agar warganya selalu diberikan kemakmuran.
“Kami berdoa, panen padi melimpah, warga diberi panjang umur dan sehat. Yang petani bisa makmur, tanamannya jadi (mendapat hasil yang baik), kalau yang dagang untungnya banyak dan berkah,” tandas dia.
Reporter : Putra Fotografer : Arton Editor : Revan Zaen
The post Menilik Tradisi Unik di Bogotanjung Pati, Warga Perang Nasi first appeared on wartaphoto.net.