Perawat Jadi Garda Depan Dalam Menguatkan JKN sebagai Pilar Kesehatan Bangsa

pada Sabtu, 12 April 2025
  • Berita Online

Seputarmuria.com, REMBANG – JAWA TENGAH – Sabtu (12/4/2025) pagi di Kabupaten Rembang menjadi saksi semangat kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan para tenaga kesehatan dalam menyukseskan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Di tengah ruangan yang penuh antusiasme dan kesungguhan, para perawat yang tergabung dalam anggota Persatuan Perawat Nasional Indonesia ( PPNI) Kabupaten Rembang berkumpul bersama dengan pemangku kebijakan dalam sebuah kegiatan sosialisasi JKN yang berbeda dari biasanya, Sabtu (12/04/2025).

Kegiatan ini digelar dengan semangat tinggi, mengangkat tema besar: “Perawat sebagai Garda Terdepan dalam Menyukseskan Program JKN”. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pati Wahyu Giyanto, Anggota DPR RI Komisi IX Edy Wuryanto, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang Ali Syofi’i, serta jajaran Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PPNI Kabupaten Rembang dan para perawat dari rumah sakit wilayah Rembang.

Semuanya pihak bersatu dalam satu tekad menguatkan peran perawat sebagai ujung tombak pelayanan JKN.

Sejak diluncurkan pada tahun 2014, JKN telah menjadi program kesehatan nasional yang menyentuh lebih dari 90% populasi Indonesia. Namun, keberhasilan ini tidak berdiri sendiri.

Di balik data statistik dan laporan kinerja, terdapat kerja keras para tenaga kesehatan khususnya perawat yang setiap hari menghadapi pasien yang di dalamnya adalah peserta JKN, memberikan pelayanan medis, menjadi pengingat, penyemangat, sekaligus jembatan antara masyarakat dengan program pemerintah.

“Perawat bukan hanya memberikan layanan medis melainkan juga menjadi jembatan komunikasi antara peserta JKN dan sistem jaminan kesehatan nasional,” ungkap Wahyu Giyanto, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pati.

Menurut Wahyu, perawat memegang peranan penting dalam menjaga keaktifan kepesertaan JKN. Mereka berada di posisi yang sangat dekat dengan peserta, baik di rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya.

Setiap kali memberikan layanan, mereka juga memiliki peluang untuk mengedukasi, mengingatkan, dan menguatkan pemahaman peserta JKN tentang pentingnya menjaga status aktif kepesertaan.

“Kita tidak ingin peserta baru sadar pentingnya JKN saat sakit datang. Melalui perawat, kita punya kesempatan untuk mengedukasi peserta setiap hari, di setiap ruang rawat, di setiap kesempatan,” lanjut Wahyu.

Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap perawat yang tetap memberikan pelayanan terbaik kepada peserta, bahkan ketika menghadapi kendala administratif seperti kepesertaan yang nonaktif.

“Di sinilah hati perawat diuji. Tapi kami tahu, banyak dari mereka tetap memberi pelayanan terbaik, sambil membantu pasien mengurus statusnya,” ujarnya dengan bangga.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi IX Edy Wuryanto, yang juga seorang perawat senior, menegaskan bahwa program JKN adalah salah satu tonggak penting dalam pembangunan kesehatan nasional. Menurutnya, kehadiran perawat sebagai pelayan terdepan sangat menentukan keberhasilan program ini.

“Program JKN bukan sekadar program teknokratis. Program ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam kehidupan rakyat dan yang berdiri paling depan, paling sering bertemu peserta, adalah para perawat,” tegas Edy.

Edy menyebut bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sistem JKN sangat ditentukan oleh interaksi mereka dengan tenaga kesehatan. Jika perawat melayani dengan sepenuh hati, maka masyarakat akan percaya bahwa negara benar-benar hadir untuk melindungi mereka. “Perawat itu wajah dari sistem. Mereka adalah salah satu aktor utama dalam membangun kepercayaan public dibidang kesehatan,” lanjutnya.

Ia juga menambahkan bahwa DPR RI, khususnya Komisi IX, terus mendorong penguatan program JKN, baik dari sisi anggaran, regulasi, maupun pengawasan implementasi di lapangan. Salah satu yang menjadi perhatian serius adalah peningkatan kualitas layanan yang berkeadilan dan humanis, di mana perawat memainkan peran strategis.

“Kalau pelayanan dilakukan setengah hati, orang tidak akan percaya. Tapi jika perawat melayani dengan empati, dengan penjelasan yang sabar, maka program JKN bukan hanya dirasakan, tetapi juga dipercaya,” tegasnya.

Tak ketinggalan, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, Ali Syofi’i, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh perawat yang selama ini telah menjadi mitra penting dalam pelaksanaan program JKN di wilayahnya. Ia menyampaikan bahwa dukungan pemerintah daerah terhadap Program JKN sangat kuat dan dibuktikan dengan capaian kepesertaan yang sangat tinggi.

“Saat ini, cakupan kepesertaan JKN di Rembang sudah mencapai 98% dan tahun ini, kami berkomitmen penuh untuk mencapai 100%,” kata Ali.

Ali menyebut bahwa target ini bukan sekadar angka, tetapi cerminan dari kerja kolaboratif antara BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan Pemerintah Daerah. Ia percaya bahwa pelayanan yang diberikan oleh para perawat adalah fondasi utama yang menjaga keberlangsungan program ini.

“Tanpa perawat, mustahil JKN bisa seperti sekarang, yang menjaga hubungan baik dengan peserta, memastikan pelayanan berjalan, dan menjaga kepercayaan masyarakat adalah anda para perawat.” tambahnya.

Sebagai penutup, Wahyu Giyanto kembali mengingatkan bahwa Program JKN adalah rumah bersama yang dibangun dengan gotong royong. Dan dalam rumah itu, perawat bukan sekadar penghuni, tetapi juga penjaga pintu, penyambut tamu, dan penguat fondasi. “Melalui tangan perawat, program ini hadir tidak hanya sebagai sistem, tapi sebagai kepedulian,” katanya.

Hari ini di Rembang, tekad baru dilahirkan. Para perawat, bersama para pengambil kebijakan, berjanji untuk terus melayani, mendampingi, dan memperjuangkan hak kesehatan masyarakat. Dalam langkah-langkah mereka yang senyap namun pasti, Program JKN akan terus berdiri kokoh sebagai andalan rakyat dan kebanggaan negeri. (Er)

The post Perawat Jadi Garda Depan Dalam Menguatkan JKN sebagai Pilar Kesehatan Bangsa appeared first on Seputar Muria.