Masjid yang Berdiri Sejak 2011 Ini Bergaya Unik Jawa dan Eropa, Djauharotul Imamah

pada Jum'at, 07 Maret 2025
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – JAWA TENGAH – Bagi sebagian warga Kabupaten Pati, pasti tidak asing dengan Masjid Djauharotul Imamah yang berlokasi di Kaborongan, Pati Lor, Kecamatan Pati.

Sebab, Masjid Djauharotul Imamah ini merupakan salah satu masjid yang menggelar kegiatan ful selama bulan Ramadhan, mulai dengan kegiatan rohani hingga berbagi takjil dan buka bersama.

Ternyata, masjid ini memiliki gaya arsitektur yang unik. Yaitu, masjid yang dibangun pada tahun 2011 ini, memiliki gaya arsitektur Jawa dan Eropa

Memiliki dua lantai, Masjid Djauharotul Imamah ini terkesan masjid mewah dengan bangunan luarnya yang berwarna coklat. Sekilas, mirip dengan bangunan – bangunan kastil di Eropa.

Di lantai bawah, merupakan aula, tempat untuk wudu serta tempat sholat untuk jemaah perempuan dan lansia. Sedangkan di lantai dua, untuk melaksanakan ibadah salat.

Apabila dilihat dari luar, bangunan masjid ini memang terkesan menarik, diantaranya karena memiliki jendela berukuran besar dan lebar. Hal ini identik dengan bangunan khas Eropa.

Wakil Ketua Takmir Masjid Djauharotul Imamah, Hamzah menyampaikan, masuk di dalam ruangan lantai atas, terdapat tempat pengimanan yang berbentuk gebyok kayu berukir. Gebyok ini perpaduan budaya dari Jawa sehingga masjid ini bergaya Eropa dan Jawa.

“Masjid ini memang sudah berdiri sejak tahun 2011. Memang arsitektur masjid ini bergaya campuran, Jawa dan Eropa,” ungkapnya.

“Arsitektur Eropa ini bisa dilihat dari bentuk masjid seperti kastil, sedangkan Jawa dilihat dari tempat imam yang terbuat dari gebyok khas Jawa. Masjid ini menghabiskan anggaran mencapai Rp 1 miliar”, imbuhnya.

Hamzah menyebut, lantai atas yang digunakan untuk tempat ibadah mampu menampung 100 lebih jemaah.

Selain itu di belakang masjid juga terdapat taman yang luas. Fasilitas taman ini digunakan jemaah untuk beristirahat atau sekadar berfoto.

Dia mengatakan masjid ini dibangun oleh pasangan suami istri. Mereka mewakafkan masjid ini kepada masyarakat setempat. Pasangan suami istri ini adalah Mbah Johar Malikan dan Imam Sulaini warga Pati Lor. Dari nama keduanya ini yang diabadikan menjadi nama masjid.

Sebagai informasi bahwa dalam sehari, selama bulan Ramadhan, pihak masjid menggelontorkan dana sekira Rp7,5 juta untuk menyiapkan 300 porsi takjil dan makanan berat berbuka puasa.

Layanan buka puasa gratis ini terbuka untuk umum, artinya siapa saja boleh ikut. Siapa saja, bukan hanya untuk warga setempat. (Er)

The post Masjid yang Berdiri Sejak 2011 Ini Bergaya Unik Jawa dan Eropa, Djauharotul Imamah appeared first on Seputar Muria.