Tren Tanaman Monstera dan Kaktus di Pati Meningkat

pada Minggu, 05 Juli 2020
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Budidaya tanaman merupakan salah satu kegemaran yang saat ini sedang marak hampir di seluruh kalangan masyarakat. Hal ini meningkat secara drastis seiring dengan adanya pandemi yang membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

Salah satu tanaman yang saat ini digandrungi para pembudidaya tanaman pemula ialah monstera. Hal ini lantaran, jenis tanaman yang satu ini untuk budidayanya tergolong tidak ribet dan lebih mudah.

“Untuk monstera ini tidak terlalu susah amat ya untuk budidaya maupun perkembangbiakannya. Kalau budidaya, saya biasanya mulai dengan memotong sebagian tanaman monstera ini dari tanaman induknya”, ujar Nabara Kusti, pemilik kebun tanaman hias Sekar Jaya saat ditemui kemarin.

Ia menerangkan, untuk mulai budidaya monstera, usai memotong sebagian dari pohon induknya kemudian bisa ditaruh di air maupun langsung ditanam di media monsteranya langsung. Yaitu media yang sama dengan jenis media tanaman philo.

“Terus ada juga yang menggunakan media lumut atau humus. Bahkan bisa di cangkok melalui akarnya. Untuk harganya memang bervariatif yaitu mulai dari 100 ribuan hingga 4 juta 5 ratus ribuan”, ucapnya.

Untuk tingkat kesulitan yang sering dialami bagi para pembudidaya pemula, ia mencontohkan satu masalah yang biasa ditemui adalah jenis tanaman pada kaktus koboi. Kaktus koboi salah satu tanaman yang saat ini juga digemari anak muda. Di tanaman kaktus ini, sering ditemui satu masalah yakni busuk di bagian bawah batang.

“Masalah tersebut muncul lantaran terjadi sedikit kesalahan teknik saat memotongnya dari pohon induknya. Dalam keadaan batang masih terluka tersebut langsung ditanam. Hal tersebut otomatis dapat memicu kebusukan”, paparnya.

Ia menjelaskan, faktor tersebut muncul karena luka batangnya masih basah, kemudian ditaruh di media yang belum steril. Ibarat orang yang terluka kondisi seperti itu biasa disebut infeksi.

“Jadi nanti busuknya bisa naik dari bawah ke atas. Nah kalau kejadian seperti itu, dipotong saja sampai bagian busuk berwarna kecoklatan tersebut hilang. Jadi usai dipotong dari pohon induk, baiknya dibiarkan terlebih dahulu tiga hari sampai seminggu, itu tidak apa – apa”, jelasnya. Ia juga mengungkapkan, untuk jenis tanaman kaktus koboi dan linlin, ia pernah mendiamkannya selama 6 bulan lamanya sebelum ditanam di media yang baru. Namun satu syaratnya, usai dipotong harus disimpan di tempat yang teduh.

“Enam bulan di dalam ruangan, nanti akarnya akan keluar sendiri. Tidak panjang sih akar yang keluar, kira – kira satu sentimeter”, ucapnya.

Maraknya pembudidaya tanaman hias yang saat ini ada, ia mengungkapkan bahwa memang ada sejumlah tanaman yang paling digemari pembudidaya pemula. Yaitu seperti monstera, kaktus koboi, kaktus lilin, philo dendrum. Kegemaran tersebut muncul mengikuti era saat ini. Berbeda dengan era dahulu, dahulu tanaman yang menjadi tren ialah adenium atau kamboja Jepang, anthurium dan seterusnya.

“Tren saat ini lebih ke jenis tanaman yang berdaun besar”, pungkasnya.

Sementara, pembudidaya pemula asal Wedarijaksa, Bela menyebut bahwa dirinya termasuk penyuka tanaman kaktus. Hal itu dikarenakan karena budidaya kaktus tergolong tidak susah dan mudah.

“Otomatis saya juga jarang menyiramnya. Ya lebih mudah dan tidak ribet saja dalam perawatannya. Jadi memang saya suka saja”, ucapnya.

Ia menyebut bahwa kaktus yang dapatkan nantinya akan ditanam dirumah sebagai koleksi. Diakuinya bahwa kesukaannya tersebut memang baru muncul disaat budidaya tanaman sedang naik daun.

“Selain kaktus sebenarnya ada lagi yaitu bonsai. Dan dirumah juga sudah ada tanaman krokot. Menurut saya tren budidaya yang saat ini naik lumayan bagus ya, sebab jenis tanaman yang ada dapat digunakan untuk mempercantik rumah”, pungkasnya. (Er)

The post Tren Tanaman Monstera dan Kaktus di Pati Meningkat appeared first on Seputar Muria.