Seputarmuria.com, PATI – Wakil Bupati Pati Saiful Arifin mendorong masuknya para investor untuk membangun industri penunjang sektor perikanan di Kabupaten Pati.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam Webinar (Web Seminar) Kelautan dan Perikanan bertema “Kontribusi Sektor Perikanan Tangkap terhadap Peningkatan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Jawa Tengah” yang diadakan oleh Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro. Didampingi pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Pati, Wabup mengikuti acara tersebut dari Ruang Pati Command Center, Setda Kabupaten Pati, Jumat (3/6/2020).
“Perikanan merupakan satu di antara sektor ekonomi unggulan di Pati. Hal ini antara lain bisa dilihat dari banyaknya jumlah kapal nelayan berkapasitas besar dan berkembangnya perikanan budidaya”, ujarnya.
Namun, lanjut Wabup, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan industri penunjang untuk memaksimalkan potensi ekonomi di sektor ini.
“Sebagai wakil bupati, saya mengajak kawan-kawan berinvestasi di industri perikanan. Kalau cold storage sudah cukup banyak, tapi kami masih berharap ada investor yang mau masuk ke pengolahan”, paparnya.
Ia menyebut bahwa saat ini pihaknya membutuhkan support di bidang tersebut. Tujuannya supaya produksi ikan tidak dijual mentah, melainkan ada nilai tambahnya.
Menggambarkan kekuatan sektor perikanan di Pati, ia berpendapat, jumlah kapal dan nelayan asal Pati termasuk yang tertinggi di Jawa Tengah. Kapal berkapasitas di atas 30 Gross Tonnage (GT) jumlahnya mencapai 576 unit.
“Kategori di atas 30 GT memiliki besaran bervariasi, mulai 80, 90, 100, bahkan hingga 150 GT”, ucapnya.
Selain itu, untuk kapal nelayan kecil berukuran di bawah 10 GT jumlahnya mencapai 1.732 unit.
“Ini berarti jumlah dan kontribusinya sangat besar. Para nelayan kapal besar mencari ikannya memang bukan di perairan Jawa Tengah, ada beberapa yang di Sulawesi, laut papua, natuna, dan lain-lain. Ini sangat berkontribusi untuk menggantikan nelayan-nelayan luar negeri yang dulu melaut di wilayah kita. Saya harap jangan ada lagi nelayan asing di laut NKRI. Nelayan Pati siap menggantikan mereka,” tegas Safin.
Demi menunjang kinerja nelayan, ia berharap pemerintah pusat memberi dukungan untuk mempermudah dalam urusan perizinan.
Selain itu, di sisi lain banyaknya jumlah nelayan dan kapal juga menimbulkan ko, yakni terkait kapasitas pelabuhan.
“Di Pelabuhan Juwana misalnya, setiap lebaran selalu ada ratusan kapal besar yang berdesak-desakan di sepanjang alur Sungai Juwana”, imbuhnya.
Sebagai solusi atas hal ini, pemerintah daerah telah menyediakan lahan seluas 12 hektare di Pulau Seprapat, Juwana, untuk pembangunan kolam tambat kapal dan sentra industri perikanan.
“Kami berharap pemerintah provinsi maupun pusat turut memperhatikan infrastruktur di pelabuhan Juwana supaya lebih layak disandari,” ungkap Safin.
Selain perikanan tangkap, pihaknya juga berharap dukungan pemerintah pusat maupun provinsi untuk meningkatkan infrastruktur perikanan budi daya.
“Kami juga punya perikanan budi daya yang cukup baik. Nila salin produksi kami, yang merupakan budi daya ikan air payau, rasanya lebih enak, gurih, harga jualnya juga lebih baik. Tinggal bagaimana membangun infrastruktur yang maksimal. Teman-teman petambak juga mengharapkan support pemerintah dalam hal ini,” pungkasnya. (Er)
The post Demi Tunjang Sektor Perikanan, Pemkab Siapkan Lahan 12 Hektar di Pulau Seprapat appeared first on Seputar Muria.