Seputarmuria.com, PATI – Mengawali perannya sebagai seorang guru sekolah dasar (sd) pada awal tahun 2020, tentu banyak sekali tugas dan hal yang harus dikerjakan oleh Rizma Vira Artika.

Salah satu tantangan besar yang harus guru muda tersebut kerjakan di zaman milenial ini ialah bagaimana menghadapi pengaruh gadget pada anak – anak. Menurutnya, gadget sangat mempengaruhi pola belajar maupun pola berpikir anak.

Dampak besar tersebut ia rasakan selepas pembelajaran daring yang disebabkan pandemi covid-19 awal 2020 sampai 2022 dan sekarang sudah kembali ke pembelajaran normal tatap muka (luring).

Selama hampir 2 tahun tersebut, anak – anak selalu dirumah, menerima tugas melalui HP, segala hal dari HP. Hingga membuat mereka tidak pernah bersosialisasi langsung dengan teman, guru dan tetangga ternyata.

“Bukan hanya pola pikir saja yg lemah, akan tetapi perilaku anak juga terbilang kurang mencerminkan pribadi yang baik. Anak – anak mudah tersulut emosi, tidak bisa mengendalikan amarah, kurang peduli terhadap sesama, sulit menerima informasi, manja, tidak terima bila dinasehati. Pribadi yg seperti ini sepertinya sudah melekat pada diri mereka (walaupun tidak semua) dan ini juga menjadi PR besar bagi kami”, ungkap guru asal Desa Gajahmati ini.

Namun demikian, Rizma yang setiap hari mengajar anak – anak kelas 3 di SDN Geritan ini menyebut bahwa para guru memberi “sedikit pemakluman” karena memang mau bagaimana lagi, hal itu terjadi lantaran masa peralihan anak – anak dari daring ke luring.

Sebagai guru muda, Rizma mengaku selalu melakukan upaya untuk mengurangi ketergantungan gadget pada anak didiknya.

Mungkin kalau dari saya pribadi, saya lebih suka memanfaatkan pembelajaran praktek kepada anak – anak tentunya sesuai materi pembelajaran. Misal membuat prakarya kolase atau prakarya yang lain. Anak – anak akan disibukkan dengan membuat hasil karya”, ujar gadis kelahiran 19 Oktober 1997 tersebut.

The post Banyakin Praktik dan Prakarya untuk Kurangi Kecanduan Gadget pada Anak appeared first on Seputar Muria.