Pati, Mitrapost.com – Harga beras yang belum stabil, dinilai cukup merepotkan pengusaha warung nasi di Kabupaten Pati.
Rahayu, pemilik warung nasi di Pati kota mengungkapkan, hingga pekan ini harga beras masih tinggi.
Untuk warungnya, ia biasa menggunakan beras berkualitas premium, yang dibeli paketan per 5 kilogram dengan harga Rp62 ribu atau artinya per kilo Rp12.400.
Padahal harga sebelumnya saat normal hanya Rp52 ribu per lima kilogram atau Rp11.600 per kilogramnya.
“Beras ku paketan, harganya beda -beda 68,62 yang 5 kilo. Tapi pakainya (merek) Marlin 5 kilo Rp62 ribu. Kemarin Rp58 per lima kilo,” ujar Rahayu saat ditemui di warungnya, Rabu (1/1/2023).
Sementara untuk beras tingkat medium menurutnya saat ini sudah turun menjadi Rp10 ribu dari sebelumnya Rp12 ribu.
“kalau yang tibangan sekilonan yang lebih murah (medium) Rp10 ribu. Dari Rp12 ribu. Belinya di pasar, beras di beda tempat, beda harga,” imbuhnya.
Ia mengakui, akibat harga beras naik, keuntungannya menurun. Meski demikian, ia mengaku tidak menaikkan harga jualannya.
Selain itu, kualitas beras yang digunakan untuk warungnya juga masih sama, demi tidak kehilangan pelanggan tetap. Ia meyakini harga beras akan stabil sebentar lagi.
Begitupun yang dialami oleh Maryam, ibu rumah tangga dan pekebun di Kecamatan Jakenan, juga mengeluhkan kenaikan harga beras.
Beras mahal memicu naiknya komoditas pokok yang lain seperti sayur dan minyak. Begitupun untuk produk rumah tangga seperti deterjen dan sabun.
Ia menduga, kenaikan ini diakibatkan oleh bencana banjir yang melanda Pati hampir sebulan ini. Ditambah belum ada panen raya sejak tahun lalu.
“Gabah sekarang Rp5.900 per kilogram, kemarin pas ndek panen Rp4.500 sudah bagus. Ga tau karena banjir sepertinya. Sekarang sayur-sayur juga naik. Semua naik. So Klin minyak, sayur,” ujar Maryam.
Fenomena kenaikan harga beras ini juga disorot oleh M Nur Sukarno, Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati. Ia berkomentar, Bulog harus turun tangan untuk mengatasi harga beras tersebut.
“Bulog mempunyai tugas untuk menstabilkan harga beras di masyarakat sehingga salah satu untuk meredam harga kebutuhan pokok berupa beras adalah operasi pasar,” ujar Sukarno.
Salah satunya bisa dilakukan dengan operasi pasar yang lebih rutin hingga harga beras stabil kembali.
“Operasi pasar ini bertujuan untuk meredam gejolak harga beras yang mahal di pasaran sehingga harga beras di pasaran lebih stabil,” imbuh pria yang juga politisi di Partai Golkar itu. (adv)
The post Harga Beras Belum Stabil, Repotkan Pengusaha Warung Hingga Ibu Rumah Tangga appeared first on Mitrapost.com.