Seputarmuria.com, PATI – KKN MIT-DR Kelompok 32 UIN Walisongo Semarang berkesempatan menghadirkan Eko Gustini Wardani Pramukawati dalam rangka pelatihan ecobrick di Balai Desa Bakalan Kecamatan Dukuhseti, Pati, Minggu (24/7/2022).
Ia hadir dalam kapasitasnya sebagai Trainer Global Ecobrick Alliance (GEA) dan Ketua Program Kampung Iklim (Proklim) Purwokeling BPI.
“Dalam ecobrick, kita tidak boleh menyebut ‘s’ atau sampah, karena siapapun tidak mau disebut sampah, termasuk plastik, maka kami sebut ‘sisa-sisa’. Ecobrick membuat sisa plastik yang selama ini dibakar bisa diolah menjadi lebih baik,” ujar dia, Selasa (26/7/2022).
Menurutnya, Ecobrick merupakan botol plastik yang diisi padat dengan limbah nonbiologis untuk membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick di dalam ruang bisa dimanfaatkan untuk membuat kursi, meja, dan perabotan interior lainnya.
“Di luar ruang, ecobrick bisa dimanfaatkan untuk membuat taman. Sekarang ini yang punya taman ecobrick baru Kota Semarang,” jelas Eko Gustini.
Ia menilai, sejauh ini di Desa Bakalan banyak sisa plastik tidak terpakai yang hanya dibakar. Padahal plastik jika terkena panas bisa menghasilkan racun dioksin. Selain itu, pemanfaatan sisa plastik sebagai ecobrick dinilai bisa menjadi solusi atas permasalahan ini.
“Peserta pelatihan ini ada sekira 20 warga setempat, ada ibu-ibu dan bapak-bapak. Mereka antusias, aktif menggali lebih dalam. Banyak pertanyaan. Langsung praktik juga, kami ajari,” jelasnya.
The post Mahasiswa KKN UIN Walisongo Diajak Akrab dengan Sampah Melalui Ecobrick appeared first on Seputar Muria.