Seputarmuria.com, PATI – Tercatat ada sekitar 300 pohon produktif yang mati di Desa Bakalan, sejak pemasangan alat perangkap hama wawung untuk pohon kelapa kopyor.
Hal ini diperkirakan karena alat perangkap bantuan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pati itu tak efektif.
Ketua Kelompok Petani Kelapa Kopyor Ngudi Santoso Desa Bakalan Kaswi mengungkapkan, bantuan alat perangkap yang ia gunakan tersebut kurang efektif. Sebab kelapa-kelapa di sekitar yang dipasang perangkap menjadi sasaran hama wawung.
“Memang ada yang masuk ke perangkap. Namun sebagian besar menyerang kelapa-kelapa lain. Hasilnya banyak pohon produktif mati,” jelas Kaswi.
Ia menyebut, kerugian per kelapa yang mati diperkirakan sebesar Rp 1 juta. Sedangkan apabila di total mencapai sekitar Rp 300 juta akibat banyaknya pohon kelapa yang mati di desanya tersebut. “Di desa saya kira-kira 60 persen yang diserang wawung,” imbuhnya.
Sehingga, pihaknya pun meminta dinas terkait untuk melakukan penanganan dengan alat baru yang lebih baik.
“Harus ada penanganan yang baik. Kelapa kopyor ini ikon sekaligus produk unggulan Kabupaten Pati. Petani kelapa kopyor sangat resah. Sebelumnya memang sudah sering hama wawung ini, namun ini termasuk parah,” jelas pria yang juga bekerja sebagai tukang totok atau pemanjat kelapa kopyor ini.
Selain itu, setelah banyaknya pohon yang mati penanganan dilakukan hanya dengan memotong pohon. Sebab jika dibiarkan akan menjadi sarang wawung dan mengancam kelapa kopyor di sekitarnya.
“Kami juga ingin dinas terkait punya program-program yang bisa bersinergi. Misalnya dengan peternakan sapi. Yang jadi masalah adalah hama wawung ini berasal dari kotoran sapi,” paparnya. (Er)
The post Alat Kurang Efektif, Ratusan Kelapa Kopyor Mati Diserang Hama Wawung appeared first on Seputar Muria.