Seputarmuria.com, PATI – Pagelaran Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) mulai digelar secara virtual. Sejumlah pementasan kesenian tradisi pun turut dipertontonkan.
Mulai dari ketoprak, drama tari, mandailing, wayang kulit hingga teater pun turut memberikan hiburan.
Pemilihan sejumlah lakon juga tampak menarik. Diantaranya seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Sultan Agung. Mereka membedah lakon Brandal Lokajaya yang dipercaya menceritakan tentang kisah dari Sunan Kalijaga.
Dipilihnya lakon itupun memiliki makna khusus. Sebab sebagai salah satu sekolah berbasis agama, cerita tentang wali bisa menjadi pembelajaran tersendiri. Bagaimana seorang penyebar agama dapat berbagi welas asih kepada sesamanya.
“Ini menjadi salah satu bagian dari pendidikan karakter siswa lewat sebuah pementasan teater berlatar tradisi. Kami juga mengkolaborasikan antara gamelan dengan rebana untuk pengiringnya. Ada perpaduannya,”ujar Eko Henny Setyowati selaku Kepala SMP Islam Sultan Agung.
Ia pun turut bersyukur bisa terlibat dalam progam GSMS yang digelar Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pati.
“Kami juga berharap lewat pementasan ini bisa turut mengenalkan ke anak didik kami tentang seni budaya yang ada di masyarakat. Sehingga mereka bisa turut nguri-uri dan melestarikan kebudayaan luhur,” jelasnya.
Adapun pada GSMS ini tercatat ada 65 sekolah yang turut mengikuti. Pementasannya digelar secara virtual lantaran masih dalam situasi pandemi. Salah satu hal menarik dari gelaran GSMS kali ini sendiri lebih didominasikan pada kemasan ketoprak anak.
Hal itu diupayakan sebagai penguatan ketoprak sebagai ikon Kabupaten Pati. Meski begitu terdapat juga sejumlah kesenian lain. Seperti seni Mandailing yang mulai jarang ditampilkan. (Er)
The post Bangun Karakter Siswa Melalui Pentas Berlakon Lokajaya appeared first on Seputar Muria.