Sejarah Kelahiran Nahdlatul Ulama’, Peran bagi Indonesia dan Dunia Internasional
Penulis : Imam Muhlis Ali*
Organisaai terbesar di Indonesia dan dunia adalah Nahdlatul Ulama’ ( NU ). Warga NU di sebut kaum Nahdliyin. Fahamnya adalah Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah Annahdliyah. Moderat, toleran, di tengah-tengah dan rahmatan lil Alamin adalah ciri khas NU. Indonesia dan negara-negara internasional sangat mengharapkan NU menjadi pengayom dan penginspirasi perdamaian dunia. Pelan tapi pasti konsep islam yang moderat, toleran, menyejukkan serta nilai-nilai islam rahmatan lil alamin ( rahmat bagi semua ) sudah semakin di terima bahkan di adopsi negara-negara luar. Nah lalu bagaimana sejarah kelahiran NU ? dan bagaimana peran bagi Indonesia dan dunia internasional ?. Kali ini kami akan uraikan secara singkat namun mudah-mudahan tidak mengurangi substansinya.
Latar belakang berdirinya NU
Sebagai organisasi sosial keagamaan, NU lahir sebagai respon atas realitas sosial yang terjadi. NU lahir tidak dalam ruang hampa. Justru NU lahir untuk.menyelesaikan problem agama dan sosial yang di hadapi. Bahasa sederhananya NU berada dalam setiap masa atau zaman. Pada abad XIX kaum wahabi penganut puritanisme atau memberlakukan ajaram islam yang memurnikan dari adat istiadat dan kepercayaan.lokal nusantara saat itu di Sumatera Barat dan daerah lainnya. Para kaum wahabi saat itu menentang tradisi-tradisi seperti tahlilan, selametan, ziarah kubur, diba’an dan sebagainya. Pada saat itu populer istilah gerakan pemusnahan TBC ( Takhayul, Bid’ah dan Churafat ) dan ajakan kembali pada Alqur’an dan sunnah ( HIlmy Muhammadiyah dan Sulthan Fatoni, NU: Identitas ISLAM INDONESIA Jakarta: eLSAS, 2004, hlm.115. ). Dalam hal ini Ulama Ahlussunnah Wal Jama’ah ‘ KH. Achmad Siddiq memandang bahwa Alqur’an dan Assunnah sebagai sumber dari segala sumber ajaran islam, harus dipelajari dan dipahami melalui jalur-jalur dan saluran-saluran yang dapat dipertanggungjawabkan kemurniannya, yaitu para Khulafa ar-Rasyidun yang merupakan tokoh-tokoh paling dekat Rasulullah SAW., pada sahabat umumnya dan beberapa generasi sesudahnya termasuk sampai para Kyai ulama’ nusantara. Bagi yang tidak memiliki kemampuan, syarat dan sarananya, tersedia satu-satunya cara memahami dan mengamalkan ajaran Alqur’an dan Assunnah yaitu dengan menfikuti pendapat hasil daya pikir tokoh-tokoh agama islam ( ulama’ ) yang dapat dipertanggungjawabkan kemampuannya ( KH.Ahmad Shidiq, Khittah Nahdliyyah, Khalista-LTNU Jatim, cet.III,2005, hlm.12-14). Jadi NU lahir dilatar belakangi oleh pertama mempersatukan para kyai ulama’ waktu itu untuk meneguhkan faham Ahlussunnah wal jama’ah , sistem bermadzab yang sudah dianut dari para guru-gurunya. Kedua NU lahir untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari berbagai ketertindasan kolonialisme Belanda dan Jepang.
Berdirinya NU
Pada tahun 1916 di Surabaya KH. A. Wahab Chasbullah dan Mas Mansoer mendirikan madrasah Nahdlatul Wathan ( Kebangkitan Nasionalisme ). Para pengajarnya yaitu KH.M.Bisri Syansuri, Abdul Hakim Leimunding dan Abdullah Ubaid. Pada tahun 1918, KH.A Wahab Chasbullah dan KH.Ahmad Dahlan mendirikan Tashwirul Afkar ( forum diskusi ilmiah keagamaan yang mempertemukan kelompok pesantren dan modernis ). Pada tahun yang sama KH.A.Wahab Chasbullah bersama Hadratus syekh KH.M.Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatut Tujjar ( Kebangkitan para pedagang ). Hanya saja memasuki tahun 1920-an kebersamaan dan upaya saling pengertian antara kelompokIslam pesantren dan modernis berubah menjadi persaingan antar kelompok ( Hilmy Muhammadiyah, idem, hlm.118 ). Pada tahun 1926 di Mekkah diadakan konggres Dunia Islam. Dari nusantara yang dikirimkan hanya H.O.S.Cokroaminoto ( SI ) dan H.Mansoer ( Muhammadiyah ). Sedangkan dari kalangan pesantren tidak ada yang mewakilinya. Melihat kenyataan politis ini, para Kyai pesantren bergerak cepat dengan mengirimkan delegasi sendiri dengan nama Komite Hijaz. Pada tanggal 31 Januari 1926 M ( 16 Rajab 1344 H ), Komite Hijaz mengadakan rapat di rumah KH.A Wahab Chasbullah surabaya dan dihadiri KH.Hayim Asy’ari, KH.Asnawi Kudus, KH.M.Bisri Syansuri Jombang, KH.Ma’shum Lasem, KH.Ridlwan Semarang, KH.Nawawi Pasuruan, KH.Nahrawi Malang, KH.Ridlwan Surabaya, KH.Abdul Halim Cirebon, KH.Ndoro Muntoha Bangkalan, KH.Dahlan Kertosono, KH.Abdullah Faqih Gresik. Mereka semua memutuskan mendirikan organisasi bernama Nahdlatul Ulama’ ( Kebangkitan Ulama’ ) yang otomatis menggantikan Komite Hijaz. Sebagai utusan / delegasi yakni KH.A.Wahab Chasbullah, Syeikh Ghanaim ( orang Mesir sebagai penasehat ) dan KH.Dachlan Abdul kohar ( santri Indonesia yang sedang belajar di Mekkah ).
Prestasi NU di kancah Internasional
Alhamdulillah dengan pertongan Allah SWT, misi tiga delegasi Kyai NU waktu itu berhasil. Mereka diterima baik oleh Raja Arab Saudi ‘ yang berfaham islam wahabi’ itu. Semua usulan yang disampaikan para kyai NU dikabulkan. Seluruh umat islam diperbolehkan beramaliah sesuai keyakinannya, ajaran bermadzab diperbolehkan, makam-makam bersejarah tidak jadi dihancurkan. Disisi lain para calon utusan dari Indonesia yang didominasi penganut ‘wahabi’ malah gagal berangkat. Artinya Muktamar Khilafah juga tidak jadi dilaksanakan. Pasca kejadian itu, para kyai ulama’ NU semakin sadar pentingnya organisasi bagi efektofitas perjuangan Islam. ( Masyhudi Muchtar dan Mohammad Subhan, Profil NU Jawa Timur, LTNU-Jatim, 2007,hlm.5 ).Keberhasilan para ulama’ ( Kyai ) NU adalah prestasi yang sangat vesar, signifikan tidak hanya di masa lalu juga sampai sekarang dan kedepannya. Hal ini menurut saya pribadi adalah prestasi cemerlang dan cerdas di kancah internasional . Jadi peranan NU sejak dulu sudah diakui oleh negara-negara dunia.
Tugas kita bersama
Setelah melihat begitu besar perjangan para Kyai ulama ‘ NU masa dulu dan sekarang, kita seyogyanya meneruskan perjuangan beliau-beliau. Tentunya sesuai dengan kapasitas kita masing-masing. Apa yang kita mampu dan bisa memberikan pada NU dan Indionesia. Dengan mengetahui dan menjelaskan sejarah para Kyai ulama’ NU pada keluarga, saudara, sahabat,teman, tetangga maupun para generasi muda insyaallah kita mendapat barokah. Mari kita bersama berdo’a membaca surat Alfatihah ditujukan pada para Kyai ulama’ NU yang wafat dan sudah berjuang bagi agama dan bangsa Indonesia Pancasila ini. AL FATIHAH.
*Pendidik di Madrasah Darun Najah Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.
Baca artikel lengkap Sejarah Kelahiran Nahdlatul Ulama’, Peran bagi Indonesia dan Dunia Internasional