Petani Yogyakarta Lirik Potensi Agrowisata Kelapa Kopyor Dukuhseti Pati

pada Minggu, 31 Oktober 2021
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Agrowisata Omah Kopyor di Desa Ngagel, Kecamatan Dukuhseti menjadi ketertarikan tersendiri bagi petani asal Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Para petani asal Dukuh Naungan, Desa Selopamioro yang tergabung dalam kelompok Tani Lestari Mulyo bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mengunjungi salah satu sentra kelapa kopyor di Desa Ngagel beberapa waktu lalu.

Adapun kunjungan para petani asal Yogyakarta tersebut, untuk belajar langsung cara penanaman kelapa kopyor yang baik dan benar.

Kasi Produksi Tanaman Perkebunan DPKP DIY, Ir. Bambang Budiadi menyebut potensi agrowisata kelapa kopyor yang dipadukan dengan sajian kuliner sangat menjanjikan. Mengingat di wilayahnya, hal seperti ini belum pernah ada.

“Para petani jauh-jauh datang kesini hanya untuk melihat teknis penanaman kelapa kopyor secara langsung. Dan ternyata agrowisata yang dipadukan dengan kuliner seafood disini sangat menjanjikan. Nantinya kalau di Jogya, bisa kita padukan dengan kuliner ayam ingkung”, ujarnya saat mengunjungi Omah Kopyor, Sabtu (30/10).

Ia mengatakan, kunjungan ke Omah Kopyor di Desa Ngagel murni dari swadaya petani yang ingin mengembangkan agrowisata kelapa kopyor di daerahnya nanti. Ia pun berharap, usai mengetahui teknik penanaman dan perawatan yang benar, maka akan mampu meningkatkan perekonomian petani dan mampu bangkit pasca pandemi.

“Kebetulan kondisi geografis di Naungan hampir sama dengan yang ada di Dukuhseti ini. Sehingga kami yakin akan bisa mengembangkan potensi agrowisata kopyor di Yogyakarta. Mengingat, saat ini model wisata seperti ini belum ada di daerah kami,” paparnya.

Sementara, pengelola Omah Kopyor, Tulus Sanyoto mengingatkan, bagi petani pemula yang ingin mengembangkan kelapa kopyor jangan tergiur nilai ekonomis yang tinggi. Sebab, ada beberapa hal teknis yang harus dipahami sebelum menanam kelapa kopyor.

“Jadi untuk pemula jangan membayangkan dulu nilai ekonomisnya yang memang fantastis dibanding kelapa biasa. Karena setiap tandan buah kelapa yang kopyor alami hanya sekitar 25 hingga 35 persen. Dan potensi pohon berbuah kopyor itu hanya 70 persen dari yang kita tanam,” terangnya.

Adapun yang perlu diperhatikan selama menanam kelapa kopyor adalah cara pemupukan. Diperlukan pemupukan yang maksimal saat kelapa mendekati berbuah. Hal ini agar nantinya buah yang dihasilkan juga semakin panjang dan juga banyak.

“Selain itu, yang terpenting juga adalah potensi serangan hama utama kelapa yaitu kwangwung. Jadi harus diperhatikan pengendalian hama ini dengan memperhatikan kebersihan dan sistem sanitasi lingkungan. Upayakan juga jauh dari peternakan sapi,” ujar Tulus.

Kebutuhan kelapa kopyor untuk pengunjung agrowisata kurang lebih seluas 3.500 m3 itu mencapai 300 butir per bulan. Di tingkat pengepul, harga kelapa kopyor bervariasi antara Rp 25 ribu hingga Rp 57 ribu tergantung diameter buah. Sementara untuk kebutuhan bibit mampu menjual 150 bibit kelapa kopyor per bulan dengan harga Rp 25 ribu per bibit.

“Sedangkan yang memiliki sertifikat dijual Rp 30 ribu. Sehingga, bertani kopyor masih sangat menjanjikan, dan pasarnya sangat terbuka lebar. Setelah diperbolehkannya obyek wisata beroperasi, Omah Kopyor sudah mulai ramai pengunjung. Dan omzet saat ini bisa mencapai Rp 1 juta hingga Rp 1,8 juta tiap akhir pekan,” pungkasnya. (Er)

The post Petani Yogyakarta Lirik Potensi Agrowisata Kelapa Kopyor Dukuhseti Pati appeared first on Seputar Muria.