Santri Diharapkan Jadi Pelecut Persatuan dan Semangat Juang

pada Sabtu, 23 Oktober 2021
  • Berita Online

Bupati Pati, Forkopimda, tokoh agama dan perwakilan santri ziarah di pusara Muhammad Hasyim di TMP Giri Dharma Pati

Seputarmuria.com, PATI – Bupati Pati Haryanto bersama jajaran Forkopimda, tokoh agama, dan perwakilan santri melakukan ziarah pusara Muhammad Hasyim di Taman Makam Pahlawan Giri Dharma, Jumat (22/10/2021) sore.

Untuk diketahui, Muhammad Hasyim yang karib disapa Gus Hasyim ini merupakan pahlawan perang pascakemerdekaan dari kalangan santri asal Pati.

Ia lahir pada 1929 dan wafat pada 1949. Gus Hasyim yang merupakan putra dari Mahfudh Salam Kajen (wafat 1944) ini malang melintang dalam peperangan melawan Agresi Belanda I dan II. Ia termasuk santri yang menyambut seruan resolusi jihad dari Rais Akbar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.

Adapun kegiatan ziarah ke makam Gus Hasyim dilakukan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021. Sebelumnya, telah dilaksanakan Apel Peringatan HSN 2021 di pelataran Taman Makam Pahlawan.

“Ini mengingatkan kita bersama bahwa kita harus meneruskan perjuangan para ulama dan kiai yang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para pahlawan cukup panjang. Saat ini Indonesia harus bersatu, jangan tercerai-berai,” kata Bupati Haryanto.

Ia berpesan, momen hari santri harus jadi pelecut persatuan dan semangat juang.

“Saat ini kita menikmati perjuangan para pendahulu. Perjuangan dulu dalam bentuk melawan penjajah, sekarang kita harus bisa melawan radikalisme dan segala yang memecah belah umat dan bangsa,” ujarnya.

Haryanto berharap, para kiai dan santri bisa senantiasa memberi teladan yang baik pada masyarakat. Sehingga bisa selalu menjadi panutan masyarakat luas.

Sementara, Ketua PCNU Pati Kiai Yusuf Hasyim berharap para santri masa kini bisa meneladani sosok Gus Hasyim.

“Saya harap seluruh santri bisa meneladani dan menggelorakan semangat juang melawan penjajahan yang saat ini bukan lagi penjajahan fisik, melainkan penjajahan kebodohan, penjajahan ekonomi, dan bentuk penjajahan lainnya,” tutur dia.

Kiai Yusuf juga menyoroti bentuk penjajahan moral, yakni merebaknya penyakit masyarakat. Perlawanan terhadap kerusakan moral ini yang belakangan digalakkan oleh para tokoh agama di Pati, yakni dengan cara mendukung penuh upaya pemerintah daerah memberantas prostitusi dan karaoke ilegal.

“Kita juga harus berkhidmat sebagai bentuk amar makruf nahi munkar, sampai kapan pun menjaga moralitas generasi muda dan generasi penerus, jangan sampai Pati yang termasuk kota santri, di mana tokoh ulama banyak lahir di Pati, dikotori oleh hal yang merusak moralitas, baik itu prostitusi, miras, maupun penyakit masyarakat lainnya,” pungkasnya. (Er)

The post Santri Diharapkan Jadi Pelecut Persatuan dan Semangat Juang appeared first on Seputar Muria.