WARTAPHOTO.net. NASIONAL. Buntut kekalahan 2 pertandingan berturut-turut berimbas kepada mundurnya Manajer dan Head Coach dari AHHA PS FC yang saat ini masih menggunakan nama PSG Pati. Melalui akun media sosial masing mereka telah berpamitan.
Melalui akun @a_7alu, Manajer Doni Setiabudi menuliskan kata pamitan dengan judul saya gagal saya mundur.
Terimakasih atas perjalanan dan pengalaman selama ini baik dimasa PSG PATI ataupun AHHA PS PATI. Banyak ilmu yang bisa saya dapatkan , banyak saudara yang saya dapatkan pula.Walaupun dengan waktu singkat , sebagai seorang Manager dengan pencapaian yang gagal total ini sudah menjadi tanggungjawab saya pribadi.
Saya memohon maaf kepada owner @ahhaps.fc @attahalilintar @putrasiregarr17 @massaifularifin atas kegagalan dan tidak maksimalnya Tim @ahhaps.fc ini. Semoga kedepan Tim ini semakin Sukses dan Berprestasi. Saya Pamit, Terimakasih. -Jalu-
Begitu juga dengan Head Coach Ibnu Grahan melalui akun pribadinya @Ibnu_Grahan menuliskan Terimakasih…Keluarga Kecil. Sampai jumpa di lain waktu. Dirinya memosting foto duduk bersama dengan para asisten pelatihnya.
Sebetulnya sepak terjang keduanya cukup bagus diawal musim. Taka da tekanan dari publik atau chairman terhadap hasil yang mereka dapatkan pada 2 laga terakhir.
Mereka pun sudah bergabung sebagai manajer dan pelatih kepala sejak awal mula Putra Sinar Giri Gresik resmi dipinang menjadi Putra Safin Group Pati. Ketika klub ini dibeli oleh youtuber kondang Atta Halilintar bersama pengusaha Putra Siregar, mereka pun tetap dipercaya pada posisinya.
Doni Setiabudi berangkat dari CEO Bandung Premiere League yang visioner dan mengerti seluk beluk sepakbola. Dirinya juga pernah menyalonkan diri sebagai ketua PSSI.
Begitu juga dengan Ibnu Grahan yang pernah sejumlah klub kenamaan di Indonesia seperti Persebaya Surabaya, Bhayangkara FC, PSCS Cilacap, Persipa Pati hingga Akhirnya ke PSG Pati (AHHA PS FC).
Laga pra musim juga cukup mentereng ketika berujicoba dengan mengimbangi Borneo FC, Mengalahkan Persija Jakarta hingga mengalahkan Persiraja Banda Aceh. Sayang saat itu, tren bagus tercoreng dengan insiden “kungfu” di lapangan.
Kuat dugaan, arah klub yang semula menjadi kawah candradimuka pencetak pemain-pemain professional mulai beralih ke selera klub instan yang membeli pemain berlabel timnas atau eks timnas. Bahkan beberapa pemain “bengal” yang dicoret dari timnas pun digaet dengan niatan merangkul, bukan memukul. Sayangnya, masih ada saya pemain “Bengal” yang kembali kambuh.
Dengan kondisi gelaran liga 2 yang sedang berjalan dan 2 kali hasil minor, publik menunggu langkah dari PSG Pati (AHHA PS FC) melanjutkan target tingginya naik kasta ke Liga 1.