Seputarmuria.com, PATI – Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta melakukan observasi di situs Watu Payon yang berada di Puncak Tremulus di Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu akhir pekan kemarin.
Berdasarkan observasi tersebut ditemukan relief Lambang Cakra, yang mengindikasikan pengaruh Hindu di situs tersebut. Hal itu diungkapkan Perwakilan Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Pati Ragil Haryo.
Observasi ini sendiri dipimpin oleh Hery Priswanto dari Balai Arkeologi Yogyakarta. Kegiatan observasi dibantu kelompok pemuda setempat, dan juga kelompok pegiat alam di Kota Mina Tani.
“Ini merupakan temuan yang sangat unik, untuk kawasan Muria. Berbeda dari temuan yang lain yang berupa punden berundak maupun candi,” ungkap Ragil Haryo.
Selain itu, lanjutnya, ada juga relief lambang cakra yang berada di bawah batu watu payon menandakan bahwa adanya pengaruh hindu sebagai sebuah peribadatan.
“Perlu perhatian yang serius dari semua pihak untuk menjaga dan melestarikan benda yang bisa menjadi aset kekayaan Kabupaten Pati ini. Terutama menyelamatkan dari hal-hal yang bisa merusak dan menghilangkannya,” jelasnya.
Untuk diketahui, situs ini pernah menjadi sasaran vandalisme oknum, dengan mengecat seluruh bagian bangunan tersebut. Hal ini mengundang keprihatinan banyak kalangan. Diduga hal ini karena masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang benda-benda cagar budaya.
Rencananya, Tim dari Balar Yogyakarta tersebut, akan tinggal di Kota Mina Tani sampai 19 September 2021. Hal ini untuk melakukan riset dan pendataan terhadap beberapa benda atau bangunan lain yang diduga masuk dalam cagar budaya. (Er)
The post Kegiatan Observasi di Situs Watu Payon Desa Gunungsari Kecamatan Tlogowungu appeared first on Seputar Muria.