Rembang, Mitrapost.com – Daerah Sluke, Rembang terdapat pelukis besar bernama Abdul Chamim. Ia telah menelurkan ribuan karya lukis. Beberapa diantaranya telah mampu Ia pamerkan ke luar kota, seperti Bali dan Surabaya.
Abdul Chamim menekuni kegiatan melukis secara serius sejak lulus SMA pada tahun 1998. Ia memulai karirnya dengan membuat kartu lebaran.
“Saya bikin kartu lebaran dan pada saat itu laris. Saya jual satu 1.200 sampai 2.000 dan yang lebih lebar saya jual 5.000” tuturnya saat ditemui di kediamannya Kamis (24/06/20).
Dengan uang yang diperoleh saat itu Ia beralih ke media kaca yang dijual di berbagai acara haul. Selain itu Ia juga menerima pesanan pembuatan nama anak.
“Kadang ada pesanan nama anak. Waktu itu saya garap dengan media kantong trigu. Karena kanvas pada saat itu mahal. Dan satu gambar bisa terjual 50 dan 40 ribu. Cukup besar pada tahun segitu.” jelasnya
Baca juga : Istri Bupati Rembang, Membuka Acara Yes I Do di Galeri Seni Gentong Miring
Kemudian pada tahun 2004, Abdul Chamim membuat beberapa lukisan yang menyindir pergolakan sosial-politik pada saat itu. “Pada waktu itu ada 10 lukisan. Mulai bertema haus, lapar dan lain sebagainya. Pada saat itu tahunnya pemerintahan SBY,” ungkapnya.
Salah satu visualisasi dari kritik, Ia tuangkan dalam bentuk ikan tanpa daging. Kehadiran objek ikan tanpa daging dalam lukisan Abdul Chamim dibangun atas asas falsafah orang Jawa.
“Iwak dalam falsafah orang jawa artinya “isine awak”. Jadi kenapa tanpa daging, karena betuk itu sebagai representasi dari struktur tubuh yang tidak utuh. Kan mengerikan. ” ungkapnya lagi.
Bentuk ikan tanpa daging ini sebagai perwakilan tubuh pemerintah yang cacat waktu itu. Selain itu pemilihan ikan sebagai simbol mampu secara universal berbicara dari pada gambar tikus.
“Kalau saya pilih tikus itu terlalu satire atau kasar. Orang bisa langsung menuduh itu politikus. Sedangkan ikan bisa berbicara secara luas, dia dapat mewakili individu maupun instansi. Selain lebih sublim, juga mampu menunjukkan kebaharuan dalam pemilihan symbol,” pungkasnya.
Abdul Chamim mengaku bahwa karya yang Ia hasilkan sudah sampai seribu lebih lukisan. Beberapa diantaranya ada yang dibeli kolektor dan beberapa dikoleksi oleh teman-temanya.
Hari ini Abdul Chamim tinggal di Gentong Miring, rumah sekaligus galeri seni, di Desa Sluke . Di sana banyak terpajang karya tiga dimensi maupun dua dimensi. (*)
Baca juga :
Live Painting, Seni Jadi Media Kritik dan Media Perubahan Gentong Miring bersama PKBI Rembang akan Adakan Yes I Do pada Akhir Juni Pelukis Asal Rembang Ini Representasikan Generasi Mendatang dalam Lukisan
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter
Redaktur : Dwifa Okta
The post Perjalanan Hidup Pelukis Asal Sluke yang Eksis Hingga Saat Ini appeared first on Mitrapost.com - Portal Media Online Terupdate di Eks-Karesidenan Pati & Kota Semarang.