Seputarmuria.com, PATI – Bupati Pati Haryanto mengatakan, dirinya menyadari bahwa penutupan terhadap dua pusat perbelanjaan di Pati berdampak buruk terhadap kondisi perekonomian.
Sebab selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa-Bali, yakni mulai 3 hingga 20 Juli 2021 mendatang, pusat perbelanjaan di Pati ini diminta untuk tutup. Selain itu juga mengingat bahwa Kabupaten Pati masuk dalam level 4.
Namun, Bupati menegaskan bahwa kebijakan ini terpaksa pihaknya terapkan karena merupakan instruksi langsung dari pemerintah pusat.
“Sudah tentu berdampak terhadap perekonomian. Tapi kita tangani dulu wabahnya. Nanti kalau wabah sudah teratasi, dengan sendirinya perekonomian akan pulih,” tegasnya.
Store Manager Pasar Swalayan ADA Pati, Yohanes Suryanto, mengatakan bahwa jumlah karyawan di tempatnya sekira 100 orang. Ada banyak yang terpaksa dirumahkan selama PPKM Darurat.
“Tapi saya belum mendata jumlah persisnya. Saya kurang tahu istilahnya yang tepat diliburkan atau dirumahkan, yang jelas mereka tidak ada pendapatan”, ungkapnya.
Meski ia menyadari bahwa kebijakan PPKM Darurat ini berdampak buruk terhadap perputaran ekonomi, pihaknya menegaskan tetap akan taat.
“Kami berada di Pati, karena itu harus patuh ketentuan bupati. Kami sebagai manajemen pasar swalayan akan tertib. Kalau bupati bilang tutup ya kami tutup,” kata dia.
Untuk diketahui bahwa Pasar Swalayan ADA juga menjual bahan-bahan cepat basi seperti sayur dan buah. Terpaksa tutup dalam jangka waktu lama tentu membuat manajemen harus menentukan langkah terkait hal itu.
“Terkait itu kami lobi ke supplier untuk tidak kirim dulu. Kalau yang sudah masuk ya itu risiko,” pungkasnya. (Er)
The post Pusat Perbelanjaan Tutup 2 Pekan, ADA Swalayan Rumahkan Sementara Ratusan Karyawan appeared first on Seputar Muria.