Pati Terpilih Jadi Salah Satu Daerah Pengembang Kampung Perikanan Budidaya Tingkat Nasional

pada Sabtu, 26 Juni 2021
  • Berita Online

Seputarmuria.com, PATI – Pati jadi salah satu diantara 12 Kabupaten/Kotamadya se-Indonesia yang telah ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk masuk dalan Program Pengembangan Kampung Perikanan Budidaya Tingkat Nasional.

Kampung Nila Salin yang berlokasi di Kecamatan Tayu tepatnya di Desa Margomulyo, Jepat Kidul, Tunggulsari, Jepat Lor, Keboromo, Sambiroto, Dororejo, dan Kalikalong merupakan program budidaya perikanan yang diusung di Kabupaten Pati.

Selain itu, kampung Nila Salin ini juga punya kawasan pendukung yang berada di kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti.

Kabar gembira ini terungkap saat Wakil Bupati Pati Saiful Arifin (Safin), kemarin, hadir memenuhi undangan secara virtual dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Ruang Joyokusumo Kantor Setda Kabupaten Pati.

Rapat itu digelar guna menindaklanjuti arahan Menteri Kelautan dan Perikanan terkait percepatan Program Terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan, khususnya terkait Pembangunan Kampung-Kampung Perikanan Budidaya Tawar, Payau dan Laut Berbasis Kearifan Lokal.

Adapun Kabupaten/Kotamadya se-Indonesia yang daerahnya masuk program pengembangan Kampung Perikanan Budidaya Tingkat Nasional, juga turut hadir secara virtual dalam kegiatan tersebut.

Wabup menyebut, agar bisa tembus di jajaran 12 Kabupaten/Kotamadya yang terpilih dalam program ini, Kabupaten Pati telah memenuhi sejumlah persyaratan teknis, diantaranya memiliki komoditas unggulan yang bernilai ekonomis tinggi, lokasi kampung strategis dilihat dari sistem transportasinya, akses bahan bakunya, serta pengolahan dan pemasarannya.

“Selain itu juga harus terdapat unit produksi, pengolahan, pemasaran dan jaringan usaha yang aktif berproduksi dan terkonsentrasi di suatu lokasi yang terintegrasi hulu hilir”, ujarnya saat diwawancarai.

Sedangkan syarat lainnya, imbuh Wabup, kampung perikanan tersebut harus dikelola oleh masyarakat atau badan usaha yang kompeten dan memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan usaha Budidaya.

Menurut Safin, potensi luasan lahan Kampung Nila Salin sebesar 1.187,17 Ha dengan luas eksisting 818 Ha.

“Nilai produksinya, mencapai Rp 79.980.797.000, – dengan produksi benih mencapai 48.803.000,00. Sedangkan luas areal perbenihannya mencapai 2,6 Ha deng jumlah pembudidaya sebanyak 11.586 orang”, jelasnya.

Meski di sana telah ada Forum Komunikasi pembudidaya nila salin “MULYO”, rupanya Pemkab Pati tetap melakukan sejumlah pendampingan maupun intervensi.

Intervensi tersebut diwujudkan dengan dikeluarkannya SK Bupati Tahun 2020 tentang Penetapan Kecamatan Tayu sebagai Kawasan Nila Salin.

“Bahkan kami juga sudah punya Masterplan Kawasan Nila Salin Tahun 2019 dan DED Kawasan Nila Salin Tahun 2020. Pemkab juga kerap menggelar pelatihan pembudidaya ikan, yang memberi pelatihan soal teknologi pembenihan dan pembesaran ikan”, imbuhnya.

Saat ditanya kesiapan Pemkab Pati dalam menyukseskan program ini, Wabup mengatakan bahwa secara administratif dan teknis, Kabupaten Pati siap.

“Tambah percaya diri sebab kita juga telah didukung dengan telah tersedianya masterplan, DED dan SK penetapan Bupati terkait kawasan Nila Salin berkelanjutan”, imbuhnya.

Diakuinya, untuk mewujudkan kampung yang sesuai dengan harapan Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut, tentu diperlukan komitmen pula dari Direktorat (Dit.) Produksi & Usaha, Dit. Kawasan & Kesehatan Ikan, Dit. Perbenihan, Dit. Pakan & Obat Ikan, Dinas KP Prov. Jawa Tengah, dan BBPBAP Jepara, yang kesemuanya telah tergabung dalam kelompok kerja Kampung Perikanan Budidaya, bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati. (Er)

The post Pati Terpilih Jadi Salah Satu Daerah Pengembang Kampung Perikanan Budidaya Tingkat Nasional appeared first on Seputar Muria.